JAKARTA – Pemerintah bersama tiga operator seluler Indonesia, yakni Telkomsel, Indosat, dan XL Axiata baru saja menandatangani kesepakatan uji coba teknis balon Internet Google, ‘Project Loon’ pada Kamis (29/10/2015) lalu. Kesepakatan tersebut mendapat kritikan dari ICT Watch yang meminta pemerintah juga harus mendukung teknologi alternatif OpenBTS.
[Baca juga: Balon Google Dapat Karpet Merah, Bagaimana OpenBTS]
Bagi kita yang berkecimpung atau tertarik dengan dunia telekomunikasi, tentunya sudah sering mendengar istilah OpenBTS. Tapi sebagian orang mungkin belum banyak yang mengetahui apa itu OpenBTS.
Walaupun sudah sering mendengar dari beberapa media dan praktisi IT, namun banyak juga yang tidak tahu pengertian sesungguhnya dari OpenBTS tersebut, dan apa kegunaannya bagi industri telekomunikasi Indonesia. Nah, apa sih sebetulnya OpenBTS? Kami akan coba menjelaskannya secara ringkas untuk Anda:
Mengenal OpenBTS
Open Base Transceiver Station atau biasa disingkat OpenBTS, pada prinsipnya adalah sebuah BTS jaringan GSM berbasis software open source. OpenBTS memungkinkan pengguna ponsel GSM untuk bisa menelepon tanpa menggunakan jaringan operator seluler komersial. Pengguna yang terhubung dengan OpenBTS bisa melakukan panggilan telepon dan SMS tanpa jaringan operator seluler, alias gratis!.
Keunikan yang dimiliki OpenBTS inilah yang dapat dimanfaatkan bagi masyarakat di daerah terpencil agar tetap bisa berkomunikasi lewat telepon atau SMS, tanpa bergantung pada jaringan operator seluler yang tak kunjung masuk wilayah mereka. Selain itu, teknologi ini sangat berguna di daerah pascabencana yang infrastruktur telekomunikasinya rusak.
Singkatnya, merakit OpenBTS bisa diibaratkan seperti membangun BTS yang biasa dibangun operator selular. Hanya saja, biayanya lebih terjangkau dan jangkauan sinyalnya lebih terbatas. Lantas bagaimana untuk bisa membuat OpenBTS?
Untuk merakit OpenBTS, ada beberapa alat dasar yang dibutuhkan, yaitu seperangkat komputer baik desktop ataupun laptop bersistem operasi Linux. Kenapa harus Linux? Karena sistem operasi lain, seperti Windows atau Mac tidak bisa digunakan untuk menjalankan OpenBTS.
Untuk OpenBTS versi minimal, dibutuhkan hardware untuk memancarkan sinyal radio bernama Universal Sofware Radio Peripheral (USRP) dan dua jenis antena, yakni antena transmitter dan receiver. USRP inilah yang menggantikan peran pemancar pada BTS operator seluler komersial. Semuanya terkoneksi lewat port USB komputer. USRP versi minimal bisa didapatkan dengan harga Rp 15 juta sampai Rp 20 juta.
Selain hardware, tentunya Anda juga harus menyipakan perangkat software. Semua software yang digunakan untuk mengoperasikan OpenBTS ini bisa diunduh secara gratis, dan semuanya merupakan software bersifat open source (terbuka).
Gunakan software GNU Radio, untuk mengendalikan USRP. Kemudian software OpenBTS, untuk mengontrol operasi BTS. Dan juga ada software sentral telepon bernama Asterisk. Protokol yang digunakan oleh sentral telepon Asterisk adalah Session Initiation Protocol (SIP). Protokol macam ini juga dipakai oleh operator seluler komersial.
Next: Prinsip kerja OpenBTS