Telset.id, Jakarta – Amerika Serikat (AS) terus mengobarkan perang dagang terhadap China, dengan mengajak dan memerintahkan pihak lain untuk memusuhi Huawei. Kini, AS dilaporkan mendorong Korea Selatan untuk segera embargo Huawei.
Dikutip Telset.id dari Reuters, pada Jumat (24/05/2019), seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS melakukan pertemuan dengan mitra Korea Selatan.
Dari hasil pertemuan itu, disimpulkan bahwa operator telekomunikasi lokal, LG Uplus dilarang melayani daerah-daerah sensitif di Korea Selatan. Penyebabnya tentu saja, karena menggunakan produk Huawei.
Pelarangan itu langsung membuat saham LG Uplus turun 6% pada bursa Kamis pagi (23/05). Meski demikian, LG Uplus langsung membantah isu tersebut.
Melalui pernyataan resmi, mereka mengatakan tidak ada permintaan resmi dari kementerian luar negeri Korea Selatan atau AS untuk menjauhi dan tidak menggunakan produk Huawei.
“LG Uplus belum menerima pernyataan atau permintaan dari kementerian luar negeri Korea Selatan atau Amerika Serikat tentang penggunaan peralatan Huawei,” jelas perusahaan itu.
{Baca juga: Diblokir Sana-sini, Huawei: Kami Korban “Bully” Amerika}
AS selama ini telah mendesak sekutunya untuk menjauhi Huawei, termasuk Korea Selatan. Akan tetapi, China tetap menjadi pasar ekspor terbesar bagi negara-negara Asia, termasuk Korea Selatan.
Sebelumnya, Donald Trump menandatangani perintah larangan bagi perusahaan-perusahaan AS untuk menggunakan peralatan telekomunikasi buatan perusahaan-perusahaan yang menimbulkan risiko keamanan nasional.
Trump terkhusus sangat antipati untuk membuka jalan terkait larangan melakukan bisnis dengan Huawei. Perintah yang diteken oleh Trump akan mendorong undang-undang ekonomi internasional untuk memberi wewenang kepada presiden mengatur perdagangan.
{Baca juga: Berkat Trump, Perangkat Huawei Bakal ‘Terlarang’ di AS}
Ketika perintah sudah ditandatangani, Departemen Perdagangan AS wajib bekerja sama dengan lembaga pemerintah lain. Mereka harus menyusun rencana penegakan larangan pemakaian produk-produk keluaran perusahaan China, terutama buatan Huawei.
Perintah yang diteken Trump muncul ketika hubungan antar AS dan China kembali memanas. Dua negara tersebut terlibat lagi perang dagang. AS maupun China menerapkan kebijakan tarif impor nan tinggi. (NM/FHP)
Sumbre: Reuters