Mars Tertutup Genangan Air Asin Sangat Dingin?

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id, Jakarta  – Mars kuno mungkin memang berisi air yang menunjang kehidupan. Bahkan menurut penelitian terbaru, ada air asin di Mars dengan suhu yang sangat dingin.

Planet Mars terus diteliti para ahli. Namun, sampai sekarang, sama sekali belum diketahui apakah benar-benar ada kehidupan di Planet Merah itu.

Sebuah studi baru menunjukkan bahwa kondisi di permukaan Mars saat ini sebenarnya terlalu dingin. Bahkan, di Mars ada permukaan dangkal dengan dan terdapat air asin (meta) nan stabil.

{Baca juga: Fakta Baru! Permukaan Planet Mars Pernah Berwarna Biru}

Menurut laporan New York Post, dikutip Telset.id, Kamis (14/5/2020), studi itu menyebut bahwa Mars tidak layak huni karena aktivitas dan suhu air berada di luar toleransi untuk kehidupan darat.

Menggunakan model komputer, para peneliti mencatat bahwa 40 persen permukaan Mars memiliki air asin. Air ini adalah genangan yang mengandung jumlah garam dengan ukuran sangat tinggi.

Air asin ada di Bumi dan Mars. Meski demikian, temuan para peneliti belum 100 persen sahih karena masih butuh pembuktian. Penelitian tersebut telah dipublikasikan dalam jurnal Nature Astronomy.

Februari 2020 lalu, dengan kesimpulan mirip, sebuah studi terpisah menyatakan bahwa air garam dapat terbentuk di bawah kondisi yang sangat spesifik di garis lintang tertentu di permukaan Mars.

Pada 2015, NASA mengatakan bahwa air cair ada di Mars. Namun, pernyataan itu dikoreksi pada 2017. Sebab, ada fitur gelap yang sempat ditafsirkan sebagai air kemungkinan adalah butiran pasir.

{Baca juga: Waduh! Batuan Planet Mars Sebarkan Virus Berbahaya ke Bumi}

“Permukaan Mars saat sangat dingin, kering tanpa henti, dan mengoksidasi dengan keras. Jadi, tidak mungkin kehidupan seperti yang kita tahu bisa aktif di sana,” ujar Josh Handal, pejabat publik NASA.

Sebelumnya, para peneliti mengungkapkan bahwa sampel batuan Mars cukup berbahaya dan mengandung virus berbahaya yang mengancam Bumi.

Bahkan, seperti dikutip Telset.id dari New York Post, Minggu (10/05/2020), para peneliti berani menyatakan bahwa sampel bebatuan dari Mars bisa sama berbahayanya dengan virus Ebola bagi manusia. [SN/HBS]

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI