Telset.id – Jika Anda mengira inovasi kecerdasan buatan (AI) hanya didominasi oleh negara-negara Barat, bersiaplah untuk terkejut. Uni Emirat Arab (UAE) baru saja meluncurkan model AI berbahasa Arab yang diklaim sebagai yang terbaik di kawasan Timur Tengah.
Negara kaya minyak ini terus menunjukkan ambisinya untuk menjadi pemimpin di sektor teknologi mutakhir. Setelah sebelumnya memperkenalkan Falcon pada 2023—model open-source yang dikembangkan oleh Technology Innovation Institute di Abu Dhabi—kini mereka menghadirkan varian khusus untuk bahasa Arab.
“Kami bangga akhirnya bisa menghadirkan bahasa Arab ke Falcon, dan lebih bangga lagi bahwa model bahasa besar berkinerja terbaik di dunia Arab dibangun di UAE,” ujar Faisal Al-Bannai, Sekretaris Jenderal Dewan Penelitian Teknologi Tinggi Abu Dhabi yang mengawasi proyek ini.
Keunggulan Falcon Arabic
Falcon Arabic bukan sekadar terjemahan dari model bahasa Inggris. Sistem ini dilatih menggunakan data berbahasa Arab yang mencakup berbagai dialek di seluruh kawasan. Menurut pernyataan resmi, model ini mampu “menyamai kinerja model yang ukurannya 10 kali lebih besar.”
Ini merupakan terobosan signifikan mengingat bahasa Arab memiliki kompleksitas tinggi dengan banyaknya dialek regional dan struktur gramatikal yang unik. Seperti yang terjadi pada Gemini yang kini mendukung lebih dari 45 bahasa, adaptasi AI untuk bahasa non-Inggris membutuhkan pendekatan khusus.
Baca Juga:
Falcon H1: Solusi Efisiensi Komputasi
Tidak hanya Falcon Arabic, UAE juga memperkenalkan Falcon H1—model baru yang dirancang untuk mengurangi kebutuhan daya komputasi dan keahlian teknis yang biasanya diperlukan untuk menjalankan sistem canggih. Ini bisa menjadi game changer bagi pengembang di kawasan yang memiliki sumber daya terbatas.
Inovasi ini sejalan dengan tren perangkat AI yang semakin terjangkau, seperti yang terlihat pada Apple Watch Series 10 dengan fitur AI canggih atau smartwatch bertenaga Android.
Kemitraan strategis antara UAE dan Amerika Serikat dalam bidang AI juga semakin menguat. Selama kunjungan Presiden Donald Trump ke Abu Dhabi pekan lalu, kedua negara menandatangani perjanjian AI yang mencakup investasi Emirat di pusat data Amerika.
Dengan langkah-langkah ini, UAE tidak hanya ingin menjadi konsumen teknologi AI, tetapi pemain utama yang berkontribusi pada perkembangan global. Falcon Arabic mungkin baru permulaan dari ambisi besar negara teluk ini di dunia kecerdasan buatan.