Situs AI “Nudify” Raup Jutaan Dolar dari Konten Pelecehan

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id – Situs dan aplikasi AI “nudify” yang memproduksi konten pelecehan seksual non-konsensual terus meraup keuntungan besar, dengan pendapatan diperkirakan mencapai $36 juta per tahun. Penelitian terbaru mengungkap 85 situs semacam itu masih aktif menggunakan layanan teknologi dari raksasa seperti Google, Amazon, dan Cloudflare.

Analisis oleh Indicator, publikasi yang menyelidiki penipuan digital, menunjukkan situs-situs ini menerima rata-rata 18,5 juta pengunjung per bulan dalam enam bulan terakhir. Sebagian besar mengandalkan infrastruktur perusahaan teknologi utama untuk beroperasi, termasuk layanan hosting, pembayaran, dan autentikasi.

“Ini telah menjadi bisnis menggiurkan yang bertahan berkat pendekatan laissez-faire Silicon Valley terhadap AI generatif,” kritik Alexios Mantzarlis, pendiri Indicator. “Perusahaan teknologi seharusnya menghentikan layanan mereka begitu jelas bahwa satu-satunya penggunaan alat ini adalah pelecehan seksual.”

Dukungan Infrastruktur dari Perusahaan Teknologi

Dari 85 situs yang diteliti, 62 menggunakan layanan hosting atau konten dari Amazon Web Services (AWS) dan Cloudflare. Sementara itu, 54 situs memanfaatkan sistem login tunggal Google. Layanan pembayaran dari perusahaan mainstream juga banyak dipakai untuk memproses transaksi.

Amazon mengklaim memiliki ketentuan layanan yang melarang konten ilegal. “Kami bertindak cepat untuk meninjau dan menonaktifkan konten terlarang,” kata juru bicara AWS Ryan Walsh. Google juga menyatakan sedang mengambil tindakan terhadap pelanggaran kebijakan mereka.

Evolusi dan Dampak Buruk “Nudify”

Layanan “nudify” mulai marak sejak 2019, berevolusi dari teknologi deepfake awal. Kini, mereka telah menjadi industri terorganisir dengan model bisnis berbasis langganan atau pembelian kredit. Korban seringkali adalah perempuan dan remaja yang fotonya diunggah tanpa izin.

Peneliti Santiago Lakatos memperingatkan upaya situs-situs ini untuk “melebur ke industri konten dewasa”. Tren ini perlu dihadapi tidak hanya oleh perusahaan teknologi, tetapi juga platform konten dewasa mainstream.

Di tengah meningkatnya regulasi, seperti kebijakan penghapusan konten TikTok dan UU Take It Down di AS, operator situs nudify terus beradaptasi. Mereka kini menggunakan taktik seperti pendaftaran melalui situs perantara untuk menghindari deteksi.

Ahli deepfake Henry Ajder menekankan perlunya tindakan terkoordinasi: “Hanya dengan tekanan terhadap seluruh rantai pasok—dari hosting hingga pembayaran—kita bisa membatasi akses dan profitabilitas bisnis jahat ini.”

Sementara beberapa langkah hukum telah diambil, seperti gugatan Kota San Francisco terhadap 16 layanan pembuat gambar non-konsensual, para ahli menyerukan tindakan lebih tegas. Seperti upaya Meta membersihkan konten spam, tekanan terhadap infrastruktur digital situs-situs ini dinilai krusial.

TINGGALKAN KOMENTAR
Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TERKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI