Telset.id, Jakarta – Para ilmuwan berhasil merekam aktivitas otak dan menuangkannya menjadi teks. Berkat bantuan teknologi artificial intelligence (AI), temuan ini bisa membantu pasien yang tidak dapat berbicara maupun mengetik, karena apa yang ia pikirkan diubah menjadi teks.
Para ilmuwan ini menilai, AI yang bisa merekam aktivitas otak dan mengubahnya menjadi teks tulisan akan menjadi dasar dari pidato prostesis.
“Kami pikir sistem itu bisa menjadi dasar dari pidato prostesis,” kata Joseph Makin, rekan penulis dari University of California.
{Baca juga: Fatal! Kecanduan Gadget Bisa Mengubah Bentuk Otak manusia}
Seperti dikutip Telset.id dari New York Post, Jumat (03/04/2020), Makin dan rekan-rekannya telah merekrut empat peserta yang memiliki susunan elektroda yang ditanamkan di otak. Keputusan menanamkan susunan elektroda di otak untuk memantau kejang epilepsi.
Para peserta diminta membaca dengan keras 50 kalimat yang ditetapkan beberapa kali, termasuk “Tina Turner adalah penyanyi pop,” dan “Para pencuri itu mencuri 30 perhiasan.” Para ilmuwan kemudian melakukan pelacakan aktivitas saraf saat para peserta berbicara.
Semua data lalu dimasukkan ke dalam algoritma machine learning. Menurut karya para peneliti yang diterbitkan dalam jurnal Nature Neuroscience, sejenis program AI yang mengubah data aktivitas otak untuk setiap kalimat menjadi serangkaian angka.
{Baca juga: iRobots, Robot Cacing yang Bisa “Merangkak” ke Otak Manusia}
Algoritma kali pertama menghasilkan kalimat yang tidak masuk akal. Karena membandingkan setiap urutan kata dengan kalimat yang benar-benar dibacakan, hasilnya secara bertahap membaik. Selanjutnya, para peneliti menguji sistem dan menghasilkan teks tertulis.
Teks tertulis tersebut hanya dari aktivitas otak selama peserta melakukan pidato. Kendati begitu, tingkat akurasinya masih berbeda-beda. Akan tetapi, untuk satu peserta hanya tiga persen dari setiap kalimat yang rata-rata perlu diperbaiki. Selebihnya terpantau relatif baik. (SN/MF)
