Abu Vulkanik Ternyata Buruk Bagi Iklim, Ini Penjelasannya

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id, Jakarta  – Tahukah Anda bahwa abu vulkanik hasil letusan gunung berapi ternyata berdampak buruk bagi iklim? Sebuah studi baru yang dipimpin oleh University of Colorado Boulder memberi penjelasannya.

Saat gunung berapi meletus, monster geologis menghasilkan awan abu dan debu yang sangat besar. Abu vulkanik dapat menghitamkan langit, menutup lalu lintas udara, dan mencapai ketinggian 25 mil di atas permukaan bumi.

{Baca juga: Peneliti Temukan Jejak Sumber Air Kuno di Planet Mars}

Sebuah studi baru yang dipimpin oleh University of Colorado Boulder menunjukkan bahwa abu vulkanik semacam itu juga memiliki pengaruh yang lebih besar bagi iklim planet daripada dugaan para ilmuwan sebelumnya.

Penelitian baru, yang diterbitkan dalam jurnal Nature Communications, tersebut meneliti letusan Gunung Kelud di pulau Jawa, Indonesia, pada 2014. Pengamatan dunia nyata dari peristiwa itu disimulasikan ke komputer.

Hasilnya, seperti dikutip Telset.id dari Phys.org, Senin (14/9/2020), tim menemukan abu vulkanik tampaknya cenderung berkeliaran,  tetap di udara selama berbulan-bulan atau bahkan lebih lama setelah letusan terjadi besar.

“Apa yang kemudian kami temukan adalah abu vulkanik ternyata dapat bertahan cukup lama,” kata Yunqian Zhu, penulis utama studi baru sekaligus ilmuwan peneliti di Laboratory for Atmospheric and Space Physics di CU Boulder.

Penemuan tersebut dimulai dengan pengamatan. Anggota tim peneliti menerbangkan pesawat tak berawak di dekat lokasi letusan Gunung Kelud. Dalam prosesnya, pesawat melihat sesuatu yang seharusnya tidak ada di sana.

“Mereka melihat beberapa partikel besar seperti abu mengambang di atmosfer sebulan setelah letusan. Para ilmuwan telah lama mengetahui bahwa letusan gunung berapi dapat berdampak buruk bagi iklim planet,” tambahnya.

Peristiwa tersebut meledakkan partikel kaya sulfur dalam jumlah besar ke atmosfer Bumi. Mereka dapat menghalangi sinar matahari mencapai tanah. Namun, para peneliti belum berpikir bahwa abu berperan dalam efek pendinginan.

{Baca juga: NASA Temukan Pegunungan Misterius di Mars}

Tim Zhu ingin mencari tahu kenapa abu vulkanik Gunung Kelud tidak seperti itu. Berdasarkan pengamatan, ditemukan bahwa bulu gunung berapi tampaknya penuh dengan partikel abu yang berukuran kecil dan berbobot ringan.

 

SourcePhys.org
ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI