JAKARTA – Teknologi seluler generasi keempat atau biasa disebut 4G LTE sudah menyapa para pengguna internet di beberapa negara di dunia. Namun jaringan super cepat ini masih sangat bergantung pada negara tempat tinggal pengguna, dan tentunya pilihan operator.
OpenSignal belum lama ini merilis laporan terbarunya mengenai jaringan 4G LTE global untuk Q3 2015, yang mengungkapkan jaringan tercepat dan paling konsisten di seluruh dunia dari negara-negara yang telah menggelar jaringan 4G LTE.
Dalam laporannya, OpenSignal mengungkapkan kecepatan 4G LTE umumnya meningkat di seluruh dunia. Ada lima negara yang disebutkan memiliki jaringan Internet 4G tercepat di dunia.
Kecepatan 20 Mbps saat ini menjadi hal yang cukup umum. Peningkatan kecepatan jaringan 4G juga dipengaruhi hadirnya teknologi LTE-Advanced di sejumlah negara. Sementara itu, beberapa negara yang sebelumnya menjadi ujung tombak, kini posisinya melorot peringkatnya.
Seperti dilansir dari Androidauthority, Jumat (25/9), lima negara dengan koneksi internet tercepat adalah Selandia Baru dengan kecepatan mencapai 36 Mbps, Singapura dengan 33 Mbps, Rumania (30 Mbps), Korea Selatan (29 Mbps), dan Denmark (26 Mbps).
Meskipun baru dua tahun terakhir ini mencicipi 4G LTE, Selandia Baru menunjukkan kedigdayaannya dengan menempati posisi teratas sebagai negara dengan jaringan LTE tercepat. Bukan hanya itu, negara-negara di Asia umumnya juga memiliki performa terbaik, meskipun beberapa negara Eropa juga cukup kompetitif.
Menariknya, Korea Selatan yang telah berhasil menggandakan kecepatan LTE-nya pada tahun lalu, malah melorot ke posisi empat, menyusul pengenalan teknologi carrier agregation mereka.
Sebagai perbandingan, kecepatan di jaringan 4G LTE di AS adalah hanya sekitar 10 Mbps, kurang dari sepertiga dari kecepatan lima negara di atas. Inggris memiliki kecepatan 13 Mbps dan rata-rata kecepatan internet di Eropa sekitar 20 Mbps.
Sementara itu, India yang mengalami pertumbuhan penggunaan LTE, mencetak angka 10 Mbps. Pengadopsi LTE awal, seperti Amerika Serikat, Jepang, Swedia dan Jerman, bahkan terbilang masih jauh dari lima besar negara tersebut.
OpenSignal juga merilis daftar negara dengan cakupan terbaik saat ini. Negara-negara tersebut adalah Korea Selatan dengan 97%, Jepang 90%, Hong Kong 86%, Kuwait 86%, dan Singapura 84%.
Perlu diketahui, cakupan jaringan sama pentingnya dengan kecepatan internet yang dihasilkan oleh setiap negara. Karena cakupan internet yang baik tentunya akan sangat mendukung kecepatan internet yang mumpuni pula.
Lagi-lagi negara-negara di Asia kembali unjuk gigi di sektor ini, sementara Selandia Baru, yang merupakan pemegang rekor internet tercepat malah harus puas dengan total cakupan baru hanya 51% dan berada sedikit di ata Inggris yang hanya memiliki cakupan 50%.
Nah, bagaimana dengan Indonesia? Dalam laporannya, OpenSignal juga menyebut bahwa Indonesia memiliki cakupan terburuk, dimana jaringan XL Axiata menyediakan koneksi LTE hanya 19% sejak peluncuran. Hal tersebut juga dikarenakan frekuensi yang dibangun kala itu berjalan di titik 900mHz.
OpenSignal juga merilis lima jaringan tercepat yang dimiliki oleh negara-negara di dunia. Dalam hal ini, Starhub milik Singapura menempati posisi teratas dengan 38 Mbps, kemudian diikuti Vodafone Rumania dengan 36 Mbps, CD Denmark dengan 35 Mbps, Olleh Korea Selatan dengan 34 Mbps dan SingTel Singapura dengan 32 Mbps.
Mengherankan, Singapura berhasil menduduki beberapa posisi teratas, meskipun negara-negara Eropa juga memiliki perwakilan dari lima daftar tersebut. Sementara itu, T-Mobile dan Verizon adalah dua operator tercepat di Amerika Serikat dengan kecepatan sekitar 12 Mbps.
Teknologi 4G LTE telah membantu menghubungkan sejumlah besar pelanggan seluler untuk memiliki jaringan internet super cepat. Di Indonesia, dengan mulai digelarnya jaringan 4G pada frekuensi 1800 mHz, tentunya akan sangat diharapkan kecepatan internet kita mengalami peningkatan yang sangat drastis.
Pihak operator telah berjanji akan memberikan pita jaringan yang lebih lebar yakni sekitar 20 sampai 25 mhz pada frekuensi ini. Patut di tunggu, apakah ini adalah bukti keseriusan layanan, atau hanya janji manis untuk iklan semata. [AK/HBS]