Peretas Rusia akan Bobol Jaringan Komputer di Seluruh Dunia

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id, Jakarta –  Gedung Putih, agen Amerika Serikat (AS) FBI, serta pihak kemananan nasional Inggris memberi pernyataan soal potensi pembajakan secara global yang dilakukan oleh peretas Rusia.

Peringatan itu muncul setelah AS dan Inggris memonitor ancaman peretas selama setahun terakhir. Pemerintah AS dan Inggris menduga Rusia sedang merencanakan serangan ke sistem komputer secara masif.

Celakanya, sasaran peretas Rusia tersebut adalah perangkat milik siapapun di seluruh dunia. Komputer rumah hingga penyedia internet mereka bobol untuk tujuan mata-mata dan tak menutup kemungkinan sabotase.

“Peretas tak mengenal jenis perangkat. Mereka akan membajak apa saja demi melancarkan misi jahat,” kata koordinator keamanan siber Gedung Putih, Rob Joyce, dikutip dari Washington Post.

Kepala National Cyber Security Centre Inggris, Ciaran Martin, menyatakan, Rusia memang musuh berat dalam dunia siber. Menurutnya, ancaman siber dari negara itu kali pertama diungkap oleh badan keamanan siber AS.

Ancaman serangan tersebut bisa mengacaukan sektor energi di Inggris. Tak menutup kemungkinan, hal serupa terjadi di negara lain. Jangan biarkan mereka mengambil alih kontrol konektivitas,” papar Martin.

Sebelumnya, pemerintah Inggris juga menuding militer Rusia sebagai aktor serangan ransomware besar-besaran pada 2017 lalu. Serangan ransomware NotPetya tersebut menargetkan perusahaan lembaga keuangan, serta pemerintah Ukraina.

Berita Terkait:  Inggris Tuding Rusia Dalang Serangan Ransomware NotPetya

Menurut laporan CNET, serangan itu mengakibatkan kerusakan sistem di sejumlah perusahaan, termasuk Maersk, FedEx, dan Merck. Bahkan, laporan menyebut, Maersk merugi hingga 300 juta dolar Amerika Serikat.

“Kremlin telah menempatkan Rusia sebagai oposisi Barat. Kami meminta kepada Rusia untuk menjadi anggota masyarakat internasional daripada diam-diam mencoba melakukan pelemahan,” kata Menteri Penerbangan Inggris, Tariq Ahmad.

Sementara itu, Rusia membantah tuduhan Inggris soal keterlibatan serangan siber NotPetya di Ukraina. Kremlin menegaskan bahwa tuduhan Inggris tentang militer Rusia sebagai dalang di balik serangan tersebut sangat tidak berdasar.

Berita Terkait: Rusia: Tudingan Dalang NotPetya demi Kampanye Trump

“Mereka tidak punya cukup bukti. Apa yang mereka lakukan hanyalah rangkaian kampanye Russophobic atau fobia terhadap Rusia. Kami merasa dirugikan,” kata jurubicara Kremlin, Dmitry Peskov, seperti dilansir dari AFP.

Kremlin kemudian membuat hipotesis lain mengenai  tudingan Inggris maupun negara Barat lain kepada Rusia.

Menurut Kremlin, tuduhan bahwa Moskow adalah otak di balik serangan siber cuma bertujuan untuk membuat Donald Trump terpilih sebagai presiden Amerika Serikat pada 2016. [BA/HBS]

Sumber:  CNN

3 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini


ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI