10 Prediksi Tren Teknologi Indonesia di Tahun 2019

Telset.id – International Data Corporation (IDC) memaparkan mengenai 10 prediksi tren teknologi Indonesia untuk tahun 2019 sampai 3 tahun kedepan. Tren teknologi ini diungkapkan oleh Head of Operation IDC Indonesia, Mevira Munindra di acara IDC Indonesia FutureScape di Hotel Shangri-La, di Jakarta pada Kamis (01/02/2019).

Mevira menyatakan, di tahun ini pihaknya menyoroti teknologi digital dan tren yang akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di dalam negeri.

“Digitalisasi tidak terbatas hanya pada satu bagian dalam perusahaan, namun lebih menitikberatkan kepada perubahan dalam aspek utama yakni dari sisi penawaran, operasional, dan hubungan organisasi dengan para konsumen,” ucapnya.

{Baca juga: Jelang Pemilu, Facebook Perketat Aturan Iklan Politik}

“Teknologi baru ini mengubah paradigma bagi individu, bisnis, industri, ekonomi bahkan sektor
pemerintahan,” tambah Mevira.

Pihaknya juga memperkirakan jumlah belanja di ranah Information and Communication Technologies (ICT) atau peralatan pendukung teknologi akan mencapai Rp 465 triliun pada 2019 mendatang. IDC menungkapkan 10 teknologi dan tren yang akan menjadi kunci pada tahun 2019 sampai 2-3 tahun kedepan. Dari keterangan resmi IDC Indonesia yang diterima Tim Telset.id pada Jumat (01/02/2019) berikut 10 tren teknologi tersebut.

{Baca juga: Ini 4 Prediksi Tren Teknologi di 2019}

Digitalized Economy 

Pada tahun 2022, lebih dari 61% Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia akan redigitalisasi, dengan pertumbuhan di setiap sektor industri yang didorong oleh meningkatnya penawaran, operasional, dan hubungan dengan konsumen.

Diprediksi, ekonomi digital mengalami pertumbuhan dan mendorong sebanyak USD 78 miliar atau Rp 1.089 triliun terkait belanja IT dari tahun 2019 hingga 2022.

Digital-Native IT 

Perkembangan teknologi semakin cepat dan berdampak pada penggunaan Information Technology (IT) di tahun 2019. Di tahun ini sampai 2022, diprediksi bahwa 50% dari seluruh anggaran belanja IT adalah teknologi platform ketiga.

{Baca juga: Investor Asing Jadi Nilai Tambah Dunia Digital Indonesia}

Dampak dari belanja IT tersebut adalah, akan ada lebih dari 50% organisasi di Indonesia yang akan membangun “Digital Native IT Environment” atau organisasi yang konsen dengan teknologi untuk perkembangan ekonomi digital.

Expand to The Edge 

Di tahun 2019, industri cloud akan berkembang di Indonesia, khususnya di bidang edge computing. Perlu diketahui, edge computing memungkinkan data yang dihasilkan oleh perangkat internet of things (IoT) untuk diproses lebih dekat ke tempat penyimpanan cloud.

Hingga tahun 2022, lebih dari 15% penyebaran cloud pada organisasi di Indonesia akan meliputi edge computing, sementara 10% sistem serta endpoint device akan menggunakan algoritma berbasis artificial intelligence (AI).

AppDev Revolution 

Aplikasi di dunia digital semakin banyak dan canggih. Dari tahun 2019 hingga 2022, ada 40% dari seluruh aplikasi baru akan menjadi fitur Microservices Architecture.

{Baca juga: Qualcomm: Tahun 2019 Smartphone 5G Mulai Dijual}

Dari fitur tersebut maka aplikasi dapat merancang, debug, pembaruan dan memanfaatkan kode dari pihak ketiga. Bahkan,15% dari semua aplikasi akan menjadi cloudnative sehingga lebih efisien dalam menyimpan data.

New Developer Class 

Di tahun 2019, pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam bidang teknologi digital akan memberikan dampak dalam jangka panjang. Bahkan di tahun 2024, akan ada kelas baru pada developer professional yang menghasilkan kode tanpa skrip khusus yang dapat memperluas populasi developer sebanyak 15%, serta bisa mempercepat transformasi digital.

Digital Innovation Explosion 

Inovasi semakin banyak di dunia digital. Dengan alat dan platform baru, bakal muncul lebih banyak developer, metode yang adaptif, dan banyak penggunaan kembali kode yang diprediksi dari tahun 2018 hingga 2023 akan memunculkan 5 juta aplikasi logis terbaru.

Growth Through Specialization 

Pada tahun 2022, 20% sistem cloud computing umum akan berbasis prosesor non-x86 (termasuk quantum). Hasilnya pada tahun 2022, organisasi akan menghabiskan lebih banyak pada aplikasi vertikal SaaS daripada aplikasi horizontal.

AI Is the New UI 

Teknologi Artificial Intelligence (AI) semakin menjadi tren kedepannya. Dari tahun 2019 dan tahun 2024, AI akan menjadi wajah baru dalam User Interfaces (UI) di perangkat teknologi, dan proses automasi akan menggantikan sepersepuluh aplikasi berbasis layar saat ini.

{Baca juga: Qualcomm: Tahun 2019 Smartphone 5G Mulai Dijual}

Pada tahun 2022, sebesar 10% dari perusahaan Indonesia menggunakan teknologi conversational speech untuk berhubungan dengan pelanggan.

Expanding/Scaling Trust 

Pada tahun 2022, sekitar 10% dari server akan mengenkripsi data pada saat istirahat maupun bergerak. Lalu, lebih dari 10% peringatan keamanan akan ditangani oleh teknologi AIpowered Automation, dan sekitar 2 juta orang akan memilki identitas digital berbasis blockchain.

Consolidation vs. Multicloud 

Pada tahun 2022, ada 4 “megaplatforms” komputasi awan atau cloud teratas yang akan menguasai 60% dari penyebaran IaaS/PaaS. Kemudian, pada tahun 2024 ada 40% dari organisasi Indonesia akan mengurangi “penguncian” melalui multicloud/teknologi hybrid. (NM/FHP)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TERKAIT

REKOMENDASI
ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI