Telset.id, Jakarta – Samsung menyatakan akan mengubah warna indikator baterai di layar Galaxy Note 7 menjadi warna hijau (bukan warna putih seperti tampilan sebelumnya). Hal itu dilakukan agar konsumen dapat membedakan unit lama yang rusak dengan unit baru yang sudah aman.
Samsung sebelumnya telah mengumumkan akan memberikan batch baru pada Galaxy Note 7 yang sudah diganti baterainya untuk distributor dan toko lokal di Korea Selatan, saat mulai didistribusi pada Senin 19 September nanti. Namun tidak diketahui apakah batch baru yang sama juga akan diterapkan di negara lain.
Batch baru yang dimaksud dapat dilihat pada box pembungkus, berupa sebuah kotak hitam kecil pada label barcode berwarna putih. Namun penanda yang lebih jelas adalah berupa stiker bulat dengan huruf “S” berwana biru di bagian tengah.
[Baca juga: Samsung Tandai Note 7 Pengganti dengan Huruf S Biru di Kemasan]
Samsung juga sudah menyiapkan laman baru di website resmi mereka untuk melacak nomor IMEI dari setiap unit Galaxy Note 7 yang beterainya sudah digantikan. Selain itu, Samsung menyiapkan fitur baru yang bisa dijadikan acuan untuk mengetahui apakah unit tersebut aman atau tidak.
Seorang sumber yang mengetahui banyak informasi permasalahan ini mengatakan bahwa Samsung telah menjual sekitar 400.000 perangkat sebelum penarikkan kembali (recall). Samsung disebutkan memiliki cukup stok pada akhir pekan depan untuk mengganti semua unit yang rusak.
Raksasa elektronik Korea Selatan itu telah memproduksi total 2,5 juta unit Galaxy Note 7 dan telah diluncurkan di 11 negara, sebelum akhirnya memutuskan untuk menarik kembali karena masalah kerusakan baterai yang mengakibatkan bencana ponsel meledak saat di charge.
[Baca juga: Galaxy Note 7 Tidak Boleh Digunakan di AS]
Menariknya, beberapa analis di Korea Selatan menyarankan Samsung mengubah nama Galaxy Note 7 yang baru. Analis dari NH Investment & Securities, Lee Sae-cheol menyarankan Samsung menggunakan nama “Galaxy Note 7s”, dimana huruf “S” mengandung arti ‘Safe” (aman). Hal itu untuk menghindari kebingungan konsumen.
Seperti diketahui, Samsung telah me-recall phablet pintarnya itu pada awal bulan ini karena banyaknya laporan handset yang terbakar atau meledak, akibat baterai yang rusak. Perusahaan juga telah mengeluarkan peringatan global untuk menghentikan penggunaan Galaxy Note 7.
Meski telah dilarang, pengguna masih tetap keukeh (ngotot) untuk menggunakan Galaxy Note 7. Menurut Apteligent, tingkat penggunaan Galaxy Note 7 menurun secara cepat ketika adanya pengumuman recall resmi dari Samsung. Namun ketika masuk awal September, penggunaan malah naik, bahkan tingkatannya sama seperti sebelum dilakukan recall.
[Baca juga: Fans Samsung Keukeh Pakai Galaxy Note7]
Pada hari Rabu lalu, raksasa teknologi Korea Selatan ini juga telah mengumumkan akan menggulirkan upgrade software untuk memberikan batas pengisian baterai hingga 60 persen.[HBS]