5 Tips Hindari Serangan Siber untuk Perusahaan

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id – Aktivitas peretasan dan serangan siber pada perusahaan disebut-sebut telah meningkat selama pandemi Covid-19. Sebagai langkah preventif, tentunya perusahaan perlu mengetahui tips untuk hindari ancaman serangan siber.

Peretasan ini didasari pada beberapa hal, salah satunya karena karyawan bekerja di luar kantor yang sebenarnya meningkatkan risiko keamanan siber dengan traffic yang berkali-kali lipat.

Berdasarkan penelusuran Cybernews, pencarian terkait hacking, scamming, dan berbagai bentuk kejahatan siber lainnya meningkat pesat sejak Maret-Mei 2020.

{Baca Juga: UPDATE: Mayoritas Serangan WhatsApp Targetkan Petinggi AS}

Grant Thornton, salah satu organisasi global terkemuka yang menyediakan jasa audit, tax, dan advisory baru-baru ini melakukan polling kepada 615 orang terkait latar belakang profesi.

Dalam survei tersebut, terlihat 17% dari responden telah mengalami fraud atau serangan siber sepanjang pandemi Covid-19. Lalu, hanya 18% responden yang telah memiliki rencana penanggulangan fraud.

Mereka juga berpendapat ada 3 peretasan yang dirasa paling berbahaya saat ini, antara lain pengambilalihan akun, penipuan berbasis aplikasi, serta ancaman dari orang dalam. 

Tak ingin lebih banyak karyawan perusahaan yang terkena serangan siber, Grant Thornton Indonesia memaparkan lima tips untuk hindari risiko peretasan atau serangan siber yang dihadapi perusahaan. 

Tentukan Pemimpin Keamanan Siber

Perusahaan perlu menunjuk tim ahli yang dapat mengamankan perusahaan, karyawan, dan segala ekosistem yang ada di dalam dari serangan siber.

Di dalam tim, wajib ada satu orang yang memiliki akuntabilitas untuk memimpin tim tersebut. Mungkin saja orang atau tim tersebut bisa saja sudah menjadi bagian dari perusahaan.

Namun pastikan bahwa ini bukanlah tugas biasa, karena mereka akan bertanggung jawab untuk beradaptasi dan melakukan eksekusi dengan cepat.

Perbarui Sistem Utama 

Kemungkinan akan terdapat banyak perubahan dalam proses bisnis untuk merespon secara cepat perubahan pada program pemerintah, peraturan, paket stimulus, faktor ekonomi, dan keputusan bisnis di tingkat eksekutif.

{Baca juga: Awas Modus Baru, Peretas Kirim Teks “Missed Delivery”}

Kemungkinan sistem yang ada saat ini tidak relevan untuk mencatat data terkait prosedur baru. Rencanakan untuk melakukan penyesuaian maupun improvisasi dari sistem saat ini agar dapat berjalan sesuai proses yang baru.

Buat Skema Peretasan

Dalam masa yang penuh ketidakpastian, akan sangat penting untuk proaktif dalam mengidentifikasi berbagai ancaman baru. Bentuk tim untuk mengevaluasi skema serangan siber yang mungkin menimpa perusahaan.

Skema itu bisa dirancang berdasarkan kumpulkan informasi dari teman, regulator, maupun mitra. Berkolaborasi dengan tim keamanan siber juga direkomendasikan untuk menemukan berbagai sumber ancaman yang ada.

Teknik Deteksi Tanpa Pengawasan

Saat teknik pemodelan yang diawasi mungkin tidak menjadi terlalu akurat ketika perilaku berubah secara dramatis, pengaktifan metode yang tidak diawasi atau otomatisasi bisa jadi solusi.

Maksudnya, sistem otomatis yang mampu menjalankan berbagai tugas, seperti deteksi anomali, analisa jaringan, dan sistemisasi pengaturan. Sehingga, dapat memberikan penambahan nilai keamanan dengan cepat.

Iterasi dan Adaptasi

Perusahaan harus tetap waspada terhadap ancaman serangan siber yang dapat berevolusi dari waktu ke waktu. Otomatisasi proses, peringatan untuk hibernasi, serta berbagai metode lainnya.

Hal itu dapat membantu tim anti-peretasan menangani peningkatan volume peringatan fraud yang mungkin mereka hadapi. (HR/MF)

ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI