Telset.id, Jakarta – Ibarat pepatah, cepat naik, cepat juga turunnya. Mungkin itu jugalah yang dialami game besutan Nintendo, Super Mario Run. Setelah sempat memuncaki App Store dan menjadi aplikasi iOS terlaris hanya beberapa jam setelah peluncuran, Super Mario Run kini turun takhta. Tepatnya pada 24 dan 25 Desember lalu, game itu tidak lagi menjadi yang terlaris baik itu di AS maupun negara lainnya.
Dilaporkan PhoneArena, Rabu (28/12/2016), salah satu alasan turunnya popularitas Super Mario Run tak lain adalah terkait harga.
Seperti diketahui, Super Mario Run memang bisa diunduh secara gratis, namun Anda akan perlu membayar USD 9,99 atau sekitar Rp 130 ribuan untuk mengakses semua tingkat dalam permainan. Fakta bahwa game ini gratis memungkinkannya untuk tetap di posisi teratas chart aplikasi gratis di 68 negara, namun ia turun dari puncak di 138 negara lainnya sejak dua minggu yang lalu.
Tidak bisa disangkal bahwa harga memainkan peran penting dalam kinerjanya. Beberapa percaya bahwa Super Mario Run akan lebih baik jika harganya diturunkan. Menurut Apptopia, hanya 1% sampai 2% dari mereka yang mengunduh game yang bersedia membayar untuk semua levelnya.
Analisis Apptopia menunjukkan bahwa jika harga turun menjadi USD 2 (Rp 26 ribu), tingkat konversi akan meningkat menjadi 10%.
Untuk menunjukkan apa perbedaan berarti dalam hal pendapatan jika Nintendo menurunkan harga, dengan Super Mario Run dibanderol USD 9,99, Nintendo akan menghasilkan USD 30 juta atau sekitar Rp 400 miliar dalam pendapatan bulan ini untuk game itu. Sementara dengan menurunkan harga menjadi USD 2 akan benar-benar menaikkan total pendapatan bulan ini menjadi USD 50 juta atau sekitar Rp 600 miliar. Namun, kami tidak percaya bahwa Nintendo akan bisa dibujuk oleh argumen ini hingga mereka mau menurunkan harga. [IF]