Peneliti Kembangkan Aplikasi Smartphone untuk Deteksi Autisme

Telset.id, Jakarta – Sebuah aplikasi smartphone baru dikembangkan para ilmuwan untuk mendeteksi gangguan spektrum autisme pada seorang anak. Aplikasi ini bekerja dengan melacak gerakan mata anak tersebut, sebelum akhirnya dalam waktu kurang dari satu menit, menunjukkan jika anak itu memiliki tanda-tanda gangguan atau tidak.

Gangguan spektrum autisme sendiri merupakan gangguan perkembangan serius yang mengganggu kemampuan seseorang untuk berkomunikasi dan berinteraksi dan mempengaruhi satu-dua orang per 1.000 di seluruh dunia.

Perangkat lunak pelacak autisme ini, yang dapat diinstal di ponsel, tablet atau komputer, menyediakan deteksi gangguan neurodegenerative pada anak-anak berumur dua tahun dan secara dramatis dapat meningkatkan manfaat pengobatan.

Menurut peneliti, gangguan semacam ini seringkali tidak dicurigai sampai seorang anak masuk sekolah. Padahal semakin cepat didiagnosis semakin baik.

“Meskipun tidak ada kata terlambat untuk memulai terapi, penelitian menunjukkan bahwa semakin cepat didiagnosa, semakin baik hasilnya,” kata Kathy Ralabate Doody, Asisten Profesor di SUNY Buffalo State College, Amerika Serikat.

Studi ini menemukan bahwa aplikasi melacak gerakan mata seorang anak ketika melihat foto-foto adegan sosial, yang mampu menghadirkan perbedaan paling dramatis dalam gerakan mata antara anak yang mengalami gangguan ASD dan yang tidak.

Pola pelacakan mata anak-anak dengan ASD yang melihat foto-foto itu akan terlihat buyar, sementara anak yang tidak memiliki ASD akan tampak lebih fokus.

Selain itu, aplikasi ini juga bisa digunakan oleh orang tua di rumah untuk menilai risiko apakah seorang anak memiliki kemungkinan ASD, memungkinkan keluarga untuk mencari terapi lebih cepat, dan meningkatkan manfaat pengobatan.

Cara menggunakan aplikasi ini pun terbilang mudah, yakni hanya butuh waktu kurang dari 1 menit, yang membuatnya sedikit intrusif dari tes lain dan bermanfaat bagi anak-anak dengan rentang perhatian yang pendek, kata Kun Woo Cho dari Universitas Negeri New York di Buffalo, AS.

Sebuah studi yang dilakukan terhadap 32 anak-anak mulai usia 2 sampai 10 tahun juga menunjukkan bahwa aplikasi ini memiliki tingkat akurasi yang sangat baik, yakni sektar 93,96 persen. Ditambah lagi, teknologi ini tidak menjadikan bahasa sebagai penghalangnya.

“Saat ini masih prototipe. Kami harus mempertimbangkan apakah kondisi neurologis lainnya disertakan, seperti attention deficit disorder (ADD), bagaimana itu akan mempengaruhi hasilnya,” pungkas Cho seperti dilansir ETTelecom, Senin (14/11). [IF]

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TERKAIT

REKOMENDASI
ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI