Telset.id, Jakarta – Qualcomm, raksasa chip yang berbasis di San Diego, dikabarkan tengah menunjukkan minat besar untuk melakukan akuisisi terhadap Intel, salah satu pemain utama dalam industri chip global.
Berita akuisisi ini muncul dari laporan terbaru The Wall Street Journal (WSJ), yang menyatakan bahwa Qualcomm telah menyatakan niatnya untuk mengambil alih Intel “dalam beberapa hari terakhir.”
Meskipun demikian, perlu dicatat bahwa laporan tersebut juga menekankan bahwa kesepakatan ini masih belum pasti dan kemungkinan akan menghadapi berbagai tantangan besar.
BACA JUGA:
- Proses Produksi Prosesor Intel Generasi 15 Alami Kegagalan
- Bocoran Prosesor Intel Lunar Lake Muncul, Performa dan Efisiennya Seimbang
Jika akuisisi ini benar terjadi, langkah ini akan mengguncang industri chip Amerika Serikat dan dunia. Sebuah transaksi yang monumental seperti ini tentu akan memunculkan pertanyaan besar, terutama terkait potensi pelanggaran aturan antimonopoli.
Namun, minat Qualcomm untuk mengakuisisi Intel menunjukkan seberapa besar tantangan yang dihadapi Intel selama beberapa waktu terakhir.
Intel sendiri saat ini sedang dalam masa sulit. Bulan lalu, perusahaan ini mengumumkan rencana untuk memangkas 15.000 pekerjaan di seluruh dunia setelah kerugian kuartalannya mencapai $1,6 miliar (sekitar Rp24,6 triliun).
Selain itu, unit bisnis pengecoran Intel juga mengalami masalah serius, dengan kerugian operasional sebesar $2,8 miliar (sekitar Rp43 triliun) pada kuartal terakhir. CEO Intel, Pat Gelsinger, baru-baru ini menyatakan bahwa bisnis pengecoran tersebut akan dipisahkan menjadi unit yang terpisah dari divisi lainnya di Intel.
Hingga saat ini, Intel belum memberikan komentar resmi mengenai laporan akuisisi ini. Qualcomm pun tidak segera menanggapi permintaan komentar yang diajukan oleh media. Namun, akuisisi Intel oleh Qualcomm, jika terwujud, akan membawa dampak besar bagi lanskap industri teknologi global.
Qualcomm yang dikenal sebagai pembuat chip untuk perangkat mobile, termasuk di antaranya prosesor untuk smartphone, bisa memperluas kekuasaannya ke berbagai sektor lain yang menjadi kekuatan Intel, seperti komputer dan server. Langkah ini bisa membantu Qualcomm untuk memperluas pangsa pasar dan semakin memperkuat posisinya sebagai salah satu pemimpin di industri teknologi.
Walau begitu, ada sejumlah tantangan besar yang harus dihadapi kedua perusahaan jika akuisisi ini benar-benar terjadi. Selain masalah antimonopoli, penggabungan dua raksasa chip ini juga berpotensi mempengaruhi dinamika pasar global, termasuk dampaknya terhadap pelanggan dan mitra Intel di berbagai sektor industri.
Kita masih harus menunggu apakah kesepakatan ini benar-benar akan terjadi, tetapi satu hal yang jelas, yaitu minat Qualcomm untuk mengakuisisi Intel menunjukkan betapa pentingnya inovasi dan adaptasi di industri teknologi yang bergerak sangat cepat. Bisnis yang dulu dominan seperti Intel kini harus berjuang untuk mempertahankan posisi mereka di tengah persaingan global yang semakin ketat.
BACA JUGA:
- Intel AI Summit 2024 Pamerkan Rangkaian Produk Bertenaga AI
- Rugi Rp25 T, Intel Bakal PHK Lebih dari 15.000 Karyawan
Seiring dengan perkembangan berita ini, publik dan pelaku industri akan terus memantau apakah langkah ini akan benar-benar terwujud, dan bagaimana dampaknya terhadap industri chip dan teknologi secara keseluruhan. [FY/IF]