Telset.id, Jakarta – Intel menghadapi tantangan besar dalam usahanya untuk kembali ke puncak industri semikonduktor. Proses produksi prosesor generasi terbaru, yakni Intel generasi 15, yang dikenal sebagai teknologi 18A, dikabarkan gagal dalam uji coba penting.
Hal ini dilaporkan oleh Reuters, yang menyebutkan bahwa kegagalan proses manufaktur prosesor baru ini menunda ambisi Intel untuk memantapkan diri kembali sebagai pemain dominan di industri chip.
Dalam pengujian yang dilakukan oleh Broadcom, salah satu pengembang semikonduktor terkemuka, Intel mengirimkan wafer silikon untuk diuji melalui proses manufaktur 18A. Wafer silikon ini merupakan komponen dasar untuk produksi semikonduktor.
BACA JUGA:
- Intel AI Summit 2024 Pamerkan Rangkaian Produk Bertenaga AI
- Bocoran Prosesor Intel Lunar Lake Muncul, Performa dan Efisiennya Seimbang
Namun, hasil dari pengujian ini menunjukkan bahwa teknologi 18A belum siap untuk produksi dalam skala besar, yang memicu kekecewaan dari Broadcom. Broadcom sendiri menyatakan bahwa mereka masih dalam tahap evaluasi terhadap produk dan layanan yang ditawarkan oleh Intel Foundry.
Seorang juru bicara Broadcom mengatakan bahwa mereka belum menyimpulkan evaluasi tersebut. Meski hasil pengujian tersebut mengecewakan, Intel masih optimis bahwa proses produksi prosesor Intel Generasi 15 dengan teknologi 18A bisa dimulai sesuai jadwal pada tahun depan.
“Intel 18A sudah menyala, sehat, dan menghasilkan dengan baik, dan kami tetap berada di jalur yang tepat untuk memulai produksi massal tahun depan,” kata seorang juru bicara Intel kepada Reuters. Pernyataan ini menunjukkan keyakinan Intel terhadap teknologi terbarunya meski ada hambatan dalam uji coba awal.
Kegagalan dalam pengujian ini menjadi pukulan besar bagi Intel, yang belakangan ini mengalami penurunan performa di industri semikonduktor. Pada kuartal kedua tahun 2024, perusahaan ini melaporkan kerugian sebesar $1,6 miliar (sekitar Rp 24 triliun), yang menyebabkan pemutusan hubungan kerja (PHK) untuk lebih dari 15.000 karyawan.
Di sisi lain, masalah stabilitas juga mengganggu prosesor Intel generasi 13 dan 14, yang mana ini juga menambah beban bagi Intel untuk bangkit kembali sebagai pemimpin di industri semikonduktor.
Pat Gelsinger, CEO Intel, diharapkan segera mengumumkan langkah-langkah penghematan biaya lebih lanjut guna menstabilkan perusahaan. Beberapa laporan menunjukkan bahwa Intel mungkin menunda pembangunan fasilitas manufaktur baru di Jerman dan Ohio, serta mempertimbangkan untuk menjual Altera, sebuah bisnis yang berfokus pada perangkat logika yang dapat diprogram.
BACA JUGA:
- Intel Perpanjang Garansi untuk Prosesor Generasi ke-13 dan ke-14
- Rugi Rp25 T, Intel Bakal PHK Lebih dari 15.000 Karyawan
Terlepas dari kegagalan ini, Intel tetap optimis bahwa mereka bisa mengatasi tantangan dan meluncurkan teknologi 18A untuk mitra-mitra utama seperti Microsoft. Namun, dengan tekanan finansial dan persaingan ketat di industri semikonduktor, Intel harus mengambil langkah strategis yang tepat untuk kembali meraih kejayaan. [FY/IF]