Setelah 35 Tahun, Toshiba Mundur dari Bisnis Laptop

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id, Jakarta – Toshiba akhirnya menyerah di bisnis laptop. Setelah 35 tahun berkiprah, Toshiba resmi berhenti memproduksi laptop. Seluruh saham mereka untuk bisnis laptop dijual ke Sharp.

Dilansir Telset.id dari The Verge pada Senin (10/08/2020) Toshiba mengalihkan sisa saham minoritas atau sebesar 19,9 % bisnis laptop ke Sharp.

Toshiba juga menjual 80,1% saham senilai USD$ 36 juta atau Rp 528 miliar kepada Sharp pada tahun 2018.

Sharp pun mengubah anak perusahaan laptop milik Toshiba menjadi Dynabook. Pengalihan saham ini secara langsung membuat Toshiba berhenti memproduksi laptop dan anak perusahaan mereka sekarang dimiliki oleh Sharp.

“Sebagai hasil dari pengalihan ini, Dynabook telah menjadi anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh Sharp,” kata Toshiba.

{Baca juga: 7 Tips Melindungi Data Pribadi di Smartphone dan Laptop}

Perlu diketahui jika Toshiba adalah perusahaan yang membuat laptop PC pertama pada tahun 1985 bernama T1100.

Laptop ini memiliki baterai internal yang dapat diisi ulang, floppy drive 3,5 inci, memori 256 Kb dan dijual seharga USD$ 2.000 atau Rp 29,4 juta.

Selama tahun 1990-an dan awal 2000-an Toshiba berada di antara produsen PC teratas, tetapi karena lebih banyak pemain memadati pasar dan dengan fitur unik yang ditawarkan, laptop Toshiba semakin berkurang popularitasnya.

Pada saat menjual sahamnya ke Sharp, pangsa pasar PC Toshiba telah menyusut dari yang awalnya mampu menjual 17,7 juta PC pada tahun 2011 menjadi sekitar 1,4 juta pada 2017.

Berhentinya Toshiba sangat disayangkan karena permintaan laptop selama pandemi Covid-19 justru meningkat. Permintaan Personal Computer (PC) dan laptop cenderung meningkat, khususnya di Quarter Kedua (Q2) tahun 2020.

Dilansir Telset.id dari The Verge pada Minggu (12/07/2020), laporan International Data Corporation (IDC) dan Gartner menunjukan jika meningkatnya jumlah permintaan berdasarkan data pengiriman PC dan laptop selama pandemi Covid-19 dan WFH.

Menurut laporan IDC, pengiriman PC dan laptop meningkat 11,2% dibandingkan Q2 tahun 2019. Sedangkan menurut Gartner pengiriman PC dan laptop meningkat 2,8 dibandingkan Q2 tahun lalu.

Kedua laporan tersebut memiliki perbedaan dalam pengumpulan data. Dimana Gartner tidak memasukkan Chromebook dalam pengiriman PC-nya, sementara IDC memasukkannya ke dalam laporan mereka.

{Baca juga: Cara Mudah Cek Kondisi Kesehatan Baterai Pada Laptop}

Walaupun berbeda, kedua data tersebut menunjukan jika permintaan PC dan laptop selama Covid-19 dan WFH meningkat.

Chromebook sendiri diduga membantu mendorong permintaan PC secara keseluruhan. IDC bahkan menyoroti permintaan Chromebook yang kuat dari konsumen dan institusi di Kanada, dan Amerika Serikat.

Angka pengiriman PC dan Laptop tidak mencerminkan penjualan aktual karena konsumen tidak hanya membeli PC dan laptop yang dikirim sepanjang Q2 saja.

Konsumen cenderung membeli kedua perangkat tersebut berdasarkan produk yang dikirim pada Q2 dan periode sebelumnya sehingga angka penjualan bisa jadi lebih tinggi dari pengiriman.

{Baca juga: Permintaan PC dan Laptop Meningkat Selama Covid-19}

Informasi bahwa penjualan PC dan laptop meningkat didapatkan dari lembaga riset NPD yang melaporkan jika penjualan meningkat sekitar 40% dibandingkan tahun lalu unit penjualan laptop dan PC merek Chromebook Windows. [NM/HBS]

SourceThe Verge

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini


ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI