Telset.id, Jakarta – PinePhone adalah smartphone buatan Pine64 yang diklaim memiliki fitur-fitur privasi killer. Maksudnya, perangkat tersebut dilengkapi “tombol pemutus” yang memungkinkan pengguna menonaktifkan fitur tertentu.
Selama ini, hampir semua smartphone dilengkapi dengan kontrol privasi. Lantaran berbasis perangkat lunak, seberapa yakin saat Anda membalik tombolnya, perangkat akan benar-benar melakukan sesuai permintaan?
{Baca juga: Ini Jenis Smartphone yang Banyak Dicari untuk Belajar Online}
Bagi yang sedikit paranoid dengan hal semacam itu, Anda mungkin tertarik untuk melihat PinePhone buatan Pine64. Seperti dilansir Ubergizmo, PinePhone hadir dengan fitur privasi killer dengan “tombol pemutus” untuk menonaktifkan fitur tertentu.
Dikutip Telset.id, Selasa (18/8/2020), tombol fisik PinePhone dapat mematikan modem, WiFi atau Bluetooth, mikrofon, kamera, serta headphone. Tombol tersebut benar-benar mematikan koneksi ke komponen-komponen spesifik.
Satu hal yang perlu Anda ketahui, PinePhone bukanlah smartphone Android. Ponsel ini berjalan dengan sistem operasi Linux. Artinya, saat memakainya mungkin Anda bakal kekurangan fitur tertentu yang diperlukan dari sebuah smartphone pada umumnya.
Namun, jika kebutuhan privasi terlalu berharga untuk diabaikan, mungkin ada baiknya Anda memilih PinePhone. Toh, PinePhone masih bisa berfungsi sebagai smartphone sekunder untuk melindungi Anda dari informasi sensitif.
{Baca juga: Google Siapkan Casing Smartphone dari Botol Plastik Daur Ulang}
Smartphone PinePhone sebenarnya sudah dijual ke pasaran sejak lima tahun lalu atau 2015. Kalau tertarik untuk membeli, Anda dapat mengunjungi situs resmi Pine64 untuk informasi detail soal PinePhone.
Bicara soal smartphone unik, belum lama ini Google memanfaatkan botol plastik daur ulang untuk casing smartphone baru. Tujuannya untuk mengurangi jejak karbon. Kehadiran casing smartphone ini menemani rilis Pixel 4a di tengah para pengguna.
Plastik, terutama yang sekali pakai, telah menjadi masalah bagi lingkungan. Itulah sebabnya Google memutuskan untuk memanfaatkannya menjadi sesuatu yang lebih tahan lama dalam bentuk aksesori, yakni casing smartphone.
Menurut laporan Ubergizmo yang dikutip Telset.id, Jumat (7/8/2020), casing tersebut terbuat dari 70 persen plastik daur ulang. Dua botol air digunakan untuk membantu membuat bahan yang mumpuni.
Menurut Miguel Harry, perancang utama, ada alasan khusus kenapa menggunakan botol plastik daur ulang untuk bahan casing.”Kami ingin memberikan rasa nyaman kepada para pengguna,” terangnya.
Google bukanlah satu-satunya perusahaan teknologi yang ingin mengurangi jejak karbon. Apple telah lama menyebut bahwa produk buatannya mencoba memasukkan sebanyak mungkin bahan daur ulang.
Bahkan operasional perusahaan relatif ramah lingkungan. Apple mencoba menggunakan sumber energi terbarukan seperti energi matahari. Apple juga menggunakan bahan “hijau” lainnya untuk pendukung. [SN/HBS]