Telset.id, Jakarta – Dihantam dengan sangat keras oleh embargo Amerika Serikat, tak membuat Huawei patah arang. Huawei malah menegaskan bahwa mereka tak akan menyerah di bisnis smartphone.
Huawei baru saja merilis laporan pendapatan untuk paruh pertama tahun 2021. Laporan tersebut menunjukkan bahwa perusahaan memiliki pendapatan penjualan 320,4 miliar yuan dengan margin laba bersih mencapai 9,8%.
Secara keseluruhan, Huawei memang mengalami penurunan pendapatan sampai 29,43%. Akan tetapi, perusahaan asal China ini menegaskan bahwa hasil bisnis secara keseluruhan sesuai dengan harapan.
{Baca Juga: 10 HP Huawei Terbaru, Flagship Murah Mulai Rp 3 Jutaan}
Di antara tiga bisnis utama Huawei, pendapatan bisnis operator adalah 136,9 miliar yuan, pendapatan bisnis perusahaan adalah 42,9 miliar yuan, dan pendapatan bisnis konsumen adalah 135,7 miliar yuan.
Membandingkan hasil ini dengan tahun lalu, bisnis perusahaan Huawei meningkat 18% dari tahun ke tahun. Akan tetapi, penurunan paling serius adalah bisnis konsumen dengan penurunan year-on-year (YoY) mencapai 46,95%.
Penyebab utamanya, sudah pasti karena penjualan smartphone Huawei yang terus anjlok. Huawei mengalami gangguan rantai pasokan yang menyebabkan ponselnya kehabisan stok, sehingga imbasnya perusahaan tidak lagi berada di peringkat lima besar di pasar China.
Huawei Belum Menyerah di Bisnis Smartphone
Namun seperti dikutip dari GizChina, Selasa (10/8/2021), Huawei sama sekali tidak berniat menyerah dan tetap mempertahankan bisnis ponselnya.
Sayangnya seri smartphone flagship Huawei P50, yang baru-baru ini dirilis tidak mendukung 5G dan terjebak dengan koneksi 4G.
{Baca Juga: 8 Fitur Canggih di Kamera Huawei P50 Series, Gahar!}
Seri Huawei P50 memiliki dua versi dengan Snapdragon 888 dan Kirin 9000. Di atas kertas, kedua chipset itu mendukung jaringan 5G, tapi tidak satu pun dari perangkat ini yang mendukung koneksi internet generasi kelima.
Dampaknya pun langsung terlihat ketika HP terbaru Huawei itu meluncur resmi. Usai P50 Series diperkenalkan, model lama yang mendukung 5G seperti Huawei Mate 30 dan Mate 40 mengalami kenaikan harga. Ini karena pengguna menganggap model lama dengan 5G lebih baik daripada smartphone 4G yang lebih baru.
Masalah ini tidak mudah untuk diselesaikan, tetapi bukan tidak mungkin untuk melewati batasan 5G dari Amerika Serikat. Menurut laporan terbaru, pabrikan China akan dapat menyelesaikan masalah 5G pada tahun 2022.
{Baca Juga: Kelebihan dan Kekurangan Huawei P50 Pro, Layak Ditunggu?}
Pada konferensi pers, CEO Consumer Business Huawei, Yu Chengdong, menyatakan bahwa embargo AS membatasi smartphone 5G Huawei membuat perusahaan hanya dapat memanfaatkan chip 5G di jaringan 4G saja.
Mengenai perkembangan bisnis ponsel, pada Maret tahun ini, Huawei’s Rotating Chairman, Hu Houkun, mengatakan bahwa dari sudut pandang tahun lalu, bisnis ponsel sangat terpengaruh.
Dilihat dari tahun ini, karena situasi pasokan yang tidak jelas, sulit untuk memprediksi perubahan bisnis ponsel Huawei. Namun, model flagship yang rencananya akan diluncurkan Huawei setiap tahun akan tiba sesuai jadwal.
Hu Houkun mengklaim bahwa dalam beberapa tahun ke depan, seri smartphone Huawei akan tetap menjadi pemimpin di pasar, sekaligus menegaskan Huawei yang belum mau menyerah di bisnis smartphone. (HR/MF)