Telset.id, Jakarta – Di tengah panasnya perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China, Huawei menuai imbasnya karena harus menerima sanksi embargo dari AS. Banyak yang menduga, pemerintah China akan membalas dendam dengan boikot iPhone. Bagaimana tanggapan bos Apple jika hal itu benar-benar terjadi?
China dan AS kini menjadi dua negara raksasa ekonomi dunia. Perang dagang di antara kedua negara pun tak terelakkan. Huawei mungkin menjadi pihak yang paling ketiban apes, karena harus menerima sanksi embargo dari AS, yang dikomandoi Presiden Donald Trump.
Dengan alasan memasang alat mata-mata di perangkatnya, pemerintah AS memboikot perangkat buatan perusahaan raksasa teknologi asal China itu. Tak cukup sampai disitu, Donald Trump juga memaksa para sekutunya di Eropa, dan juga perusahaan teknologi asal AS untuk memboikot produk Huawei.
{Baca juga: Amerika Serikat Desak Korea Selatan Embargo Huawei}
Salah satu yang paling heboh adalah ketika Google mengumumkan telah memutus kerjasama dengan Huawei. Alhasil, smartphone buatan Huawei tak akan lagi bisa menggunakan Android, yang notabene adalah salah satu produk Google.
Keputusan itu jelas membuat Huawei kelimpungan. Karena tak bisa dipungkiri, Android kini menjadi sistem operasi mobile yang paling banyak digunakan di dunia. Hampir semua pabrikan smartphone, kecuali Apple, menggunakan Android pada produk smartphone buatan mereka.
Lantas apakah China akan berdiam diri melihat salah satu perusahaan kebanggaan mereka “digebuki” ramai-ramai oleh musuhnya? Untuk beberapa kebijakan, China sudah melancarkan serangan balasan. Tapi khusus untuk kasus Huawei, sejauh ini pemerintah China belum memutuskan untuk “balas dendam”.
Meski begitu, banyak orang yang memperkirakan, Apple menjadi sasaran empuk untuk dijadikan target balas dendam. Alasan yang paling masuk akal adalah, karena China menjadi pasar terbesar smartphone di dunia, termasuk bagi iPhone.
{Baca juga: Terkait Embargo Huawei, China Bakal Serang Balik AS}
Selain menjadi pasar terbesar dari sisi penjualan, China juga menjadi basis pabrik perakitan perangkat buatan Apple, seperti iPhone, iPad, dll. Maka tak heran jika kini muncul pendapat yang memperkirakan China akan mengincar Apple sebagai target serangan balas dendam mereka atas embargo bagi Huawei.
Menanggapi berbagai perkiraan yang menyebut Apple akan menjadi sasaran serangan balik China, belum lama ini CEO Apple, Tim Cook memberikan tanggapannya.
Menurut Cook, sejauh ini pihaknya tidak yakin China akan menjadikan Apple sebagai sasaran balas dendam pemerintah China. Ia bahkan mengatakan Apple belum memikirkan strategi khusus untuk mengantisipasi jika hal itu benar-benar terjadi (iPhone diboikot China).
“Apple tidak menjadi target China. Dan jujur saja, saya tidak memikirkan untuk mengantisipasi hal itu jika benar terjadi,” kata Cook dengan percaya diri, seperti dilansir Telset.id dari CNBC.
Salah satu skenario balasan yang mungkin diterapkan China adalah dengan memberlakukan tarif pajak yang tinggi buat iPhone. Jika hal ini terjadi, maka otomatis harga iPhone akan naik atau menjadi lebih mahal. Imbasnya, penjualan iPhone akan jeblok.
Namun sekali lagi Cook masih tetap “pede” (percaya diri) bahwa Apple tidak akan mengalami masalah jika kemungkinan skenario terburuk “boikot iPhone” itu akan benar-benar diterapkan. Karena menurutnya, Apple juga tidak 100 persen bergantung pada China.
“Saya tahu bahwa banyak orang yang berpikir Apple akan bergantung pada China, karena iPhone dibuat atau dirakit di China. Padahal sebenarnya iPhone dibuat di mana-mana,” ujar orang nomor satu di Apple itu.
{Baca juga: Dampak Embargo AS, Minat Pelanggan Huawei Menurun}
Seperti diketahui, Apple memang secara perlahan mulai ingin melepas ketergantungannya pada China, dengan mendirikan pabrik iPhone di luar negara tersebut. Saat ini, selain di China, pabrik iPhone juga ada di India, Vietnam, dan katanya juga akan didirikan di Indonesia.
Tapi untuk yang di Indonesia, pabrik yang akan didirikan khusus untuk produk-produk selain iPhone, seperti Mac, iPad, dll. Tapi bisa saja kedepannya tidak tertutup kemungkinan akan juga memproduksi iPhone.
Tolak Opsi Balas Dendam
Sebelumnya, pendiri Huawei, Ren Zhengfei secara tegas menolak adanya serangan balasan dari pemerintah China terhadap embargo Huawei yang dilakukan pemerintahan Presiden Donald Trump. Kalau sampai hal itu terjadi, ia akan melayangkan protes.
Pernyataan Zhengfei terdengar tak masuk akal. Namun, ia menegaskan, situasi genting Huawei saat ini adalah seperti mengendalikan pesawat dengan bodi berlubang.
{Baca juga: Pendiri Huawei Gak Mau China Balas Amerika Serikat}
“Peribahasa tersebut memang terdengar tidak bagus. Namun, faktanya, pesawat itu masih bisa terbang. Dengan kata lain, Huawei perlu membuat penyesuaian tepat terkait larangan dari pemerintah AS,” jelasnya.
Zhengfei sendiri sebelumnya juga sempat membuat pengakuan mengejutkan. Ia secara blak-blakan mengklaim sebagai seorang Apple Fanboy atau penggemar berat iPhone. Ia mengaku membelikan iPhone untuk semua anggota keluarganya.
Padahal seperti diketahui, iPhone adalah smartphone buatan Apple yang menjadi pesaing Huawei. Namun, Zhengfei menyebut bahwa iPhone mempunyai ekosistem yang baik. Karenanya, ia tak lagi ragu untuk membelinya.
{Baca juga: Dear Huawei, Pendirimu Ternyata Seorang Apple Fanboy}
“Saat kami berada di luar negeri, saya membeli iPhone. Kita jangan berpikir sempit. Sebagai pendiri Huawei, saya tak mengharamkan diri untuk memiliki ponsel merek lain. Saya tak harus selalu memakai Huawei,” tandasnya. [HBS]