Telset.id, Jakarta – Apple sempat berseteru dengan badan penegak hukum terkait permintaan untuk membuka kunci data pribadi di iPhone. Apple mengklaim bahwa satu-satunya cara untuk mendapatkan akses adalah dengan mengembangkan versi unik dari iOS.
Mengingat program tersebut berisiko tersebar atau disalin dan didistribusikan oleh hacker, Apple merasa berhak mempertahankan pendapat untuk tidak memberikan izin kepada siapapun, termasuk penegak hukum, untuk mengakses kunci data pribadi di iPhone.
Apple mencatat bahwa pada tahun lalu, perusahaan telah menangani 14.000 permintaan dari badan penegak hukum, termasuk 231 permintaan badan dalam negeri. Sebagian besar ditangani dalam kurun waktu 20 menit setelah dokumen permohonan masuk.
Baca Juga: Fortnite Nge-Lag di iPhone, Epic Games Diprotes Gamers
E-mail menjadi sarana komunikasi yang paling banyak digunakan dalam situasi seperti itu. Dan, Apple dilaporkan berupaya untuk melakukan perubahan. Apple tengah mengembangkan sistem pelacak data iPhone yang bisa dimanfaatkan oleh penegak hukum.
Hal tersebut terkuak dari surat bertanggal 4 September 2018 dari Apple General Counsel, Kate Adams, kepada Senator Amerika Serikat, Sheldon Whitehouse. Dalam suratnya, Apple berupaya membantu pemerintah dalam menguak kasus kejahatan yang melibatkan iPhone.
Baca Juga: iPhone 8 Ternyata Cacat Manufaktur, Ini Buktinya
Kabar juga menyebut, Apple akan menggelar kursus pelatihan online dan menciptakan tim pelatih untuk membantu departemen dengan formasi kecil untuk mempelajari data konsumen yang dapat maupun tidak dapat diberikan oleh Apple kepada badan hukum.
Apple pun semakin ketat mengawasi App Store dan membersihkan aplikasi palsu atau yang terjangkit malware berbahaya. Atas permintaan pemerintah AS, Apple setidaknya dua kali dalam setahun melakukan bersih-bersih toko aplikasinya tersebut demi menjaga keamanan. (SN/FHP)
