Telset.id, Jakarta – Bisnis perusahaan game Sega ternyata ikut terdampak Covid-19. Sega Sammy Holdings atau Sega dikabarkan menjual 85,1% saham dari bisnis game arcade yakni Sega Entertainment kepada perusahaan mesin game Genda.
Sekedar informasi game arcade adalah mesin permainan hiburan yang dioperasikan dengan koin. Biasanya mesin game dipasang di tempat-tempat umum seperti restoran, bioskop, bar, dan pusat hiburan.
{Baca juga: Sega Pamer Konsol Retro di E3, Bisa Main 42 Game}
Dilansir Telset dari Engadget pada Jumat (06/11/2020), Sega menjelaskan kalau alasan menjual saham Sega Entertainment karena pandemi Covid-19.
Pandemi Covid-19 memukul bisnis game arcade karena orang-orang tidak berani tempat umum seperti tempat penyedia game arcade.
Apalagi mesin game arcade adalah mesin game sering disentuh oleh banyak orang dan para pemain seringkali berdekatan satu sama lain sehingga penularan Covid-19 sangat beresiko di kawasan tersebut.
Hasilnya Sega mengalami kerugian sehingga terpaksa menjual bisnis game arcade mereka ke perusahaan lain.
Penjualan unit bisnis Sega Entertainment dilakukan setelah sebelumnya Sega menutup Akihabara Building 2 yang legendaris pada bulan Agustus 2020 karena Covid-19.
Walaupun telah menutup salah satu layanan dan menjual saham Sega Entertainment bukan berarti bisnis game arcade akan lenyap.
Kepada majalah game Famitsu, Sega memberikan informasi kalau pelanggan masih ada yang berkunjung dan bermain game arcade.
Arcade Sega adalah bagian ikonik dari game di Jepang dengan game yang terkenal berjudul Persona 5.
Selain bisnis game arcade, bisnis smartphone juga terdampak pandemi Covid-19. Penjualan smartphone pada kuartal kedua (Q2) secara global rata-rata turun 20,4% menjadi 295 juta.
{Baca juga: Gara-gara Covid-19, Penjualan Smartphone Global Turun 20,4%}
Penurunan ini terjadi akibat pandemi Covid-19 dan Samsung mengalami penurunan terbesar dibandingkan produsen smartphone lainnya.
Menurut laporan Gartner pandemi Covid-19 menjadi penyebab utama penurunan penjualan smartphone. Alasannya selama pandemi banyak ritel yang tutup dan konsumen lebih berhati-hati saat melakukan pembelian. [NM/HBS]