Telset.id – Dunia game bertarung, khususnya komunitas Tekken, baru saja mendapat kabar yang mengguncang. Bayangkan, sosok yang selama tiga dekade menjadi wajah, suara, dan jiwa dari seri legendaris itu memutuskan untuk pergi. Katsuhiro Harada, produser dan direktur ikonik di balik kesuksesan Tekken, mengumumkan pengunduran dirinya dari Bandai Namco pada akhir 2025. Ini bukan sekadar pergantian pekerjaan biasa; ini adalah akhir dari sebuah era.
Pengumuman itu datang dengan gaya yang sangat “Harada”. Di satu sisi, ada catatan perpisahan yang hangat dan penuh syukur yang dibagikan di platform X. Di sisi lain, ada sebuah pernyataan yang mungkin adalah cara paling keren untuk mengucapkan selamat tinggal: sebuah set DJ selama satu jam penuh. Ya, Anda tidak salah baca. Alih-alih konferensi pers yang kaku, Harada memilih untuk merangkum perjalanan 30 tahunnya bersama Tekken dalam sebuah mix berjudul ‘TEKKEN: A 30-Year Journey – Harada’s Final Mix’ yang diunggah ke SoundCloud. Sebuah langkah penuh gaya yang sekaligus menunjukkan karakter uniknya yang selalu dekat dengan penggemar.
Lantas, apa arti kepergian seorang Katsuhiro Harada bagi masa depan Tekken dan Bandai Namco secara keseluruhan? Karyanya tidak hanya terbatas pada arena pertarungan virtual. Selama karir panjangnya, Harada juga terlibat dalam berbagai judul lain dari raksasa hiburan Jepang itu, baik di dalam maupun di luar genre fighting. Kepergiannya tentu meninggalkan ruang kosong yang tidak mudah untuk diisi, terutama mengingat Bandai Namco sedang aktif menggarap berbagai proyek ambisius, seperti game adaptasi komik One Punch Man dan game baru bertajuk “Rad”.
Dari Pengisi Suara Hingga Menjadi Legenda
Perjalanan Harada dimulai dari posisi yang mungkin tidak terduga: pengisi suara. Di game Tekken pertama yang rilis pada 1994, ia menyumbangkan suaranya. Namun, bakat dan visinya membawanya melesat lebih jauh. Dari peran di balik layar suara, ia bertransformasi menjadi sutradara dan kemudian produser utama untuk seri tersebut. Ia adalah sosok yang hadir di hampir setiap acara besar, dari E3 hingga turnamen Tekken dunia, selalu siap berinteraksi—dan terkadang bercanda—dengan komunitas. Keterlibatannya yang mendalam membuatnya bukan sekadar eksekutif perusahaan, melainkan seorang duta besar yang diakui dan dicintai.
Dalam pesan perpisahannya di X, Harada menulis dengan nada yang reflektif dan penuh terima kasih. “Setiap proyek penuh dengan penemuan dan pembelajaran baru, dan setiap dari mereka menjadi pengalaman yang tak tergantikan bagi saya,” tulisnya. “Untuk semua yang telah mendukung saya, untuk komunitas di seluruh dunia, dan untuk semua rekan yang telah berjalan bersama saya selama bertahun-tahun, saya menyampaikan rasa terima kasih yang paling dalam.” Kalimat-kalimat itu bukan basa-basi korporat; itu adalah gema dari tiga dekade dedikasi di industri yang dinamis dan sering kali tak kenal ampun.
Baca Juga:
Warisan dan Tantangan Masa Depan Bandai Namco
Keberadaan Harada sangat identik dengan Tekken sehingga pertanyaan terbesar sekarang adalah: bagaimana warisannya akan diteruskan? Bandai Namco adalah perusahaan dengan portofolio yang luas dan terus berinovasi, termasuk dengan rencana membangun taman hiburan berbasis VR. Namun, Tekken tetaplah salah satu pilar utamanya. Transisi kepemimpinan kreatif untuk waralaba sebesar ini jarang berjalan mulus. Apakah tim internal yang sudah lama bekerja di bawahnya akan mengambil alih dengan mulus? Ataukah kita akan melihat arah artistik baru yang mengejutkan?
Konteks industri game saat ini juga berbeda dengan era ketika Harada memulai. Teknologi seperti AI sedang mengubah lanskap pengembangan game, meski tidak tanpa kontroversi dan tantangan finansial besar, seperti yang terlihat dari kerugian besar OpenAI untuk teknologi seperti Sora. Isu hak cipta juga semakin panas, sebagaimana protes Jepang terhadap pelatihan AI dengan konten berhak cipta. Dalam lingkungan seperti ini, kepergian seorang visioner yang berpengalaman seperti Harada tentu menambah lapisan ketidakpastian.
Namun, ada optimisme yang bisa dipetik. “Final Mix” yang dipersembahkan Harada bukanlah tanda keputusasaan, melainkan sebuah perayaan. Itu adalah pengakuan bahwa budaya game—mulai dari musik, komunitas, hingga semangat kompetitif—telah menjadi bagian tak terpisahkan dari karyanya. Gaya perpisahan ini sendiri menjadi pelajaran: bahwa dalam industri yang serba cepat dan teknis, sentuhan manusiawi dan kreativitas personal tetaplah yang paling diingat.
Jadi, apa yang tersisa untuk kita, para penggemar? Sebuah warisan game yang telah membentuk genre fighting, kenangan akan interaksi blak-blakan dan humor khas Harada di media sosial, dan sekarang, sebuah set DJ yang bisa kita putar untuk mengenang perjalanan panjang itu. Katsuhiro Harada mungkin meninggalkan Bandai Namco, tetapi jiwa dan pengaruhnya terhadap Tekken akan terus bergema, layaknya bassline dari lagu yang ia putar dalam mix perpisahannya. Bab ini tertutup dengan gaya, namun cerita Tekken—dan Bandai Namco—tentu masih panjang. Pertanyaannya sekarang, siapa yang akan mengambil tongkat estafet, dan apakah mereka bisa membawanya dengan swag yang sama?

