Telset.id – Hampir dua dekade menunggu, para penggemar game basket kampus akhirnya harus kembali gigit jari. EA Sports College Basketball, yang sempat diumumkan dengan penuh antusiasme, resmi dibatalkan. Kalah bersaing dengan 2K Sports, EA terpaksa menarik tawaran mereka kepada universitas-universitas AS. Apa yang sebenarnya terjadi?
Bulan Juni lalu, EA dengan percaya diri mengumumkan rencana menghidupkan kembali seri game NCAA Basketball yang terakhir kali rilis pada 2009. Sukses besar EA Sports College Football 25 seolah menjadi angin segar yang memicu optimisme. Namun, seperti pepatah lama, rencana seringkali berubah. Kini, berdasarkan laporan eksklusif dari Extra Points yang dikutip Insider-Gaming, proyek ambisius itu telah diputus di tengah jalan.
Memo internal dari Sean O’Brien, Wakil Presiden Kemitraan Komersial dan Lisensi EA Sports, menjadi bukti nyata kekalahan ini. “Mengingat beberapa sekolah memilih menerima proposal 2K Sports untuk dimasukkan dalam NBA 2K, tawaran untuk masuk dalam game basket kampus sayangnya harus ditarik,” tulis O’Brien. Sebuah pengakuan pahit dari raksasa game olahraga yang sebelumnya begitu dominan.
Pertarungan Dua Raksasa di Lapangan Digital
Persaingan sengit antara EA dan Take-Two (perusahaan induk 2K) bukanlah hal baru. Namun, kali ini 2K berhasil melakukan manuver cerdik dengan mengintegrasikan tim-tim kampus ke dalam seri NBA 2K mereka yang sudah mapan. Strategi ini ternyata lebih menarik bagi universitas-universitas compared dengan game khusus yang ditawarkan EA.
Padahal, EA memiliki sejarah panjang dengan game NCAA basketball. Dari March Madness hingga NCAA Basketball 10, mereka pernah menjadi raja tak terbantahkan. Namun, seperti dalam strategi menghadapi guncangan industri game, adaptasi adalah kunci. Dan kali ini, 2K yang lebih lincah.
Fenomena ini mengingatkan kita pada dinamika industri game olahraga yang semakin kompleks. Bukan hanya tentang grafis atau gameplay, tetapi juga negosiasi lisensi, strategi pemasaran, dan tentu saja—uang. Banyak universitas ternama lebih memilih kepastian berada dalam game yang sudah memiliki basis pengguna besar seperti NBA 2K.
Baca Juga:
Dampak bagi Komunitas dan Masa Depan Game Basket Kampus
Bagi penggemar setia, kabar ini tentu menjadi tamparan keras. Bayangkan antusiasme yang dibangun sejak pengumuman Juni, lalu tiba-tiba pupus. Komunitas game basket, yang sudah lama menunggu representasi digital yang layak, kembali harus menelan kekecewaan.
Namun, mungkin ada secercah harapan. Integrasi tim kampus dalam NBA 2K bisa jadi alternatif yang tidak terduga. Meski bukan game khusus, setidaknya pemain masih bisa merasakan atmosfer basket kampus dengan kualitas produksi 2K yang tak diragukan lagi. Bagi yang ingin menikmati pertandingan olahraga secara digital, selalu ada opsi situs streaming olahraga terbaik untuk mendapatkan pengalaman yang berbeda.
Yang menarik, O’Brien dalam memo-nya justru mengakhiri dengan ucapan “selamat kembali ke sekolah dan awal musim football yang menyenangkan.” Sebuah penutup yang ironis, mengingat mereka gagal di basketball tapi masih punya football untuk diandalkan. EA Sports College Football 25 tetap menjadi andalan yang cetak kesuksesan.
Layaknya game jadul yang masih dimainkan kids zaman now, NCAA Basketball 10 mungkin akan tetap menjadi kenangan manis yang tak tergantikan. Sementara untuk masa depan, kita hanya bisa menunggu apakah EA akan mencoba lagi, atau 2K akan sepenuhnya menguasai arena basket digital.
Kekalahan EA kali ini mengajarkan satu hal: dalam industri game, seperti dalam olahraga nyata, tidak ada yang abadi. Dominasi bisa berganti, strategi harus terus berinovasi, dan yang paling penting—penggemar selalu punya pilihan. Jadi, siapkah Anda untuk bermain sebagai tim kampus favorit di NBA 2K, atau masih berharap EA suatu hari nanti akan kembali?