Telset.id – Bayangkan sebuah SUV besar berbalut kamuflase melaju di ketinggian ekstrem kaki Gunung Kunlun, Xinjiang. Di balik kemudinya? Bukan hanya penguji profesional, tapi sang CEO sendiri, Lei Jun. Inilah pemandangan spektakuler yang mengawali babak baru perjalanan Xiaomi di dunia otomotif dengan model ketiganya: Xiaomi YU9.
Bocoran terbaru yang beredar di dunia maya mengindikasikan bahwa kendaraan ini sedang menjalani fase uji ketahanan yang krusial. Lokasinya bukan sembarang tempat—Xinjiang dikenal dengan medan pegunungan tinggi dan kondisi cuaca yang tak terduga. Ini adalah ujian nyata bagi sistem powertrain dan performa keseluruhan kendaraan, terutama untuk kendaraan listrik dan hybrid seperti YU9.
Kehadiran langsung Lei Jun di lokasi uji coba bukanlah hal sepele. Seperti yang Anda tahu, ketika pucuk pimpinan turun langsung ke lapangan, biasanya ada sesuatu yang besar sedang dipersiapkan. Spekulasi pun bermunculan: apakah YU9 sedang mendekati milestone penting menuju peluncuran yang direncanakan pada 2026?
Fase pengujian saat ini berfokus pada tiga aspek kritis: daya tahan baterai, performa pengisian daya, dan perlindungan dari sinar matahari. Ketiga elemen ini menjadi penentu utama bagi kendaraan listrik dan hybrid yang beroperasi di lingkungan keras seperti pegunungan tinggi. Apakah YU9 akan mampu bertahan di kondisi ekstrem seperti ini?
Pola pengujian tinggi ini sebenarnya bukan hal baru bagi Xiaomi. Perusahaan ini menerapkan pendekatan serupa untuk model sebelumnya, Xiaomi SU7 dan Xiaomi YU7, tak lama sebelum peluncuran resmi mereka. Seperti yang pernah kami bahas dalam artikel tentang prototipe mobil listrik Xiaomi, perusahaan ini memang konsisten dengan pendekatan testing yang ketat.
Strategi Pengujian yang Tak Main-Main
Lei Jun bukan sekadar datang dan berfoto-foto. CEO Xiaomi ini secara aktif terlibat dalam proses pengujian, bahkan membagikan momennya melalui media sosial. Foto-foto yang diambil di dekat Gunung Kunlun menjadi bukti komitmennya. Yang lebih menarik, para eksekutif puncak lainnya juga turut serta dalam proses ini.
Level keterlibatan eksekutif seperti ini mengirimkan sinyal jelas: YU9 bukan sekadar produk tambahan, melainkan proyek strategis untuk bisnis otomotif Xiaomi yang terus berkembang. Setelah kesuksesan desain mobil listrik Xiaomi yang sempat dikomentari mirip sedan McLaren, kini perusahaan ini bersiap meluncurkan varian yang lebih besar dan lebih powerful.
Pengujian di ketinggian ekstrem seperti Xinjiang memiliki tujuan yang sangat spesifik. Pada ketinggian tertentu, performa baterai dan sistem kelistrikan bisa terpengaruh secara signifikan. Tekanan udara yang rendah dan suhu yang ekstrem menjadi ujian terberat bagi komponen-komponen kendaraan listrik. Inilah mengapa Xiaomi memilih lokasi ini—mereka ingin memastikan YU9 benar-benar siap menghadapi berbagai kondisi nyata.
Baca Juga:
Spesifikasi yang Menggoda
Meski spesifikasi resmi belum dirilis, bocoran dan rumor yang beredar cukup membuat penasaran. YU9 dikabarkan akan menggunakan extended-range hybrid powertrain, kombinasi cerdas antara mesin pembakaran internal dan motor listrik. Konfigurasi ini memungkinkan kendaraan memiliki jangkauan yang lebih panjang dibanding pure electric vehicle, sekaligus mengurangi anxiety pengisian daya.
Baterai berkapasitas 80 kWh disebut-sebut akan menjadi jantung dari sistem kelistrikannya, menawarkan jarak tempuh pure electric lebih dari 400 km. Angka yang cukup impresif untuk SUV berukuran besar. Dari segi dimensi, YU9 diperkirakan memiliki panjang lebih dari 5,2 meter dengan tinggi sekitar 1,8 meter—menempatkannya di kategori D-segment, segmen SUV besar premium.
Dari foto-foto spy yang beredar, terlihat bahwa YU9 mungkin tidak menggunakan layout dual-screen di area kontrol tengah. Namun, yang lebih menarik adalah kemungkinan adanya sensor lidar untuk fungsi advanced driver assistance. Fitur ini akan menempatkan YU9 sejajar dengan kendaraan premium lainnya dalam hal teknologi keselamatan semi-otonom.
Perkembangan teknologi otonom ini sejalan dengan investasi Xiaomi dalam sistem Xiaomi HAD yang rencananya akan diluncurkan akhir 2024. Seperti yang pernah kami ulas dalam artikel tentang teknologi kamera terbaik, kemampuan sensor dan pemrosesan visual menjadi kunci utama dalam pengembangan kendaraan otonom.
Roadmap yang Jelas Menuju 2026
Foto spy pertama YU9 muncul pada akhir 2024, dan laporan dari Deutsche Bank mengonfirmasi bahwa Xiaomi berencana meluncurkan SUV hybrid besar pada 2026. Dengan ukuran, powertrain, dan timeline pengujian yang sesuai, YU9 sangat cocok dengan deskripsi ini.
Ini menunjukkan bahwa kendaraan tersebut sedang bergerak menuju tahap pengujian pra-produksi, dengan debut formal yang kemungkinan akan terjadi dalam waktu dekat. Timeline ini konsisten dengan perjalanan Xiaomi di dunia otomotif yang dimulai pada Maret 2021—perjalanan yang tergolong sangat cepat untuk pemain baru.
Perusahaan ini menyelesaikan mobil produksi percobaan pertamanya pada Agustus 2023, meluncurkan SU7 pada Maret 2024, dan disusul YU7 pada Mei 2025. Mereka juga mengamankan kualifikasi manufaktur sendiri pada Juli 2024 dan memperluas jaringan ritel serta servis di seluruh China. Hingga Juli 2025, pengiriman kumulatif kendaraan Xiaomi telah melampaui 300.000 unit—angka yang cukup signifikan untuk pemain baru.
Dengan pengujian ketinggian yang sedang berlangsung, kehadiran eksekutif di lokasi, dan roadmap produk yang jelas, YU9 sedang membentuk diri sebagai tambahan penting bagi jajaran otomotif Xiaomi. Extended-range hybrid powertrain dan profil SUV besar-nya menunjukkan bahwa perusahaan ini bertujuan untuk bersaing kuat di segmen SUV high-end China mulai 2026.
Pertanyaannya sekarang: bisakah Xiaomi mengulang kesuksesan di segmen smartphone mereka di dunia otomotif? Dengan pendekatan yang sistematis dan komitmen yang jelas, jawabannya mungkin lebih dekat dari yang kita kira. Yang pasti, persaingan di pasar SUV premium China akan semakin panas dengan kehadiran pemain baru yang satu ini.