Telset.id, Jakarta – Facebook akan membatasi penempatan aplikasi yang memiliki akses ke pengguna. Hal itu dilakukan sebagai tindak lanjut atas kasus dugaan manipulasi data 50 juta pengguna Facebook oleh Cambridge Analytica guna pemenangan Donald Trump pada Pilpres Amerika Serikat.
Dilaporkan The Verge, nantinya para pengembang aplikasi cuma bisa mendapatkan sedikit informasi terkait pengguna Facebook. Mereka pun harus memperoleh persetujuan dari Facebook sebelum mendapat informasi lebih rinci para pemilik akun.
“Para pengembang yang menggunakan Facebook Login hanya akan mendapatkan nama, profil foto, dan alamat email ketika pengguna melakukan sign in. Untuk mengakses unggahan pengguna, mereka wajib mendapat izin dari Facebook,” kata CEO Facebook, Mark Zuckerberg.
Facebook akan memutus akses aplikasi ke data akun manakala orang tidak menggunakan lagi aplikasi itu selama tiga bulan. Kebijakan tersebut menguntungkan pengguna karena belakangan ini banyak orang menyadari telah membiarkan ratusan, bahkan ribuan, aplikasi terkoneksi ke akun Facebook.
“Saya menggarisbawahi pula langkah-langkah tambahan Facebook demi memastikan tidak ada kekhawatirkan terkait keamanan data pengguna. Bulan depan, Facebook akan menempatkan tool di atas News Feed yang memungkinkan orang bisa mematikan aplikasi,” imbuh Zuckerberg.
Tak cukup, Facebook pun berencana menginvestigasi semua aplikasi yang telah mengakses banyak sekali data pengguna. Facebook ingin memastikan data-data itu tidak disalahgunakan. Facebook akan langsung memberi tahu manakala data pengguna ternyata disalahgunakan.
“Kami bakal terus mengamati aktivitas mencurigakan para pengembang. Kami juga berniat memperluas program pemburuan bug dengan memasukkan penyalahgunaan data oleh aplikasi pihak ketiga. Mengenai aturan tambahan, kami akan mengumumkannya dalam waktu dekat,” tukas Zuckerberg. [SN/IF]