Telset.id, Jakarta – Setelah sempat dibatasi sebelumnya, kini Twitter beri akses API gratis untuk pemerintah dan layanan publik untuk memberikan peringatan kepada masyarakat.
Twitter telah menghadapi reaksi keras atas keputusan perusahaan untuk membatasi akses API aplikasinya, yang menyebabkan ketidaknyamanan bagi institusi publik hingga para pelaku bisnis.
Namun, perusahaan milik Elon Musk ini telah memutuskan untuk tidak membatasi akses API, dengan memulihkan akses gratis ke layanan pemerintah dan layanan publik, lapor Gizmochina.
BACA JUGA:
- Twitter Beri Penjelasan Penyebab Bug Circle Tweet Twitter
- Twitter akan Buat Kebijakan Baru, Artikel Berbayar
Tujuan Twitter beri akses API secara gratis ke layanan pemerintah dan publik yang sudah terverfikasi ini agar bisa memberikan pemberitahuan penting seperti, peringatan darurat, pembaruan transportasi, hingga peringatan cuaca.
Pemulihan akses API secara gratis ini menjadi kabar baik bagi mereka yang mengandalkan Twitter untuk menyebarkan informasi penting kepada publik.
Pembatasan API yang sebelumnya diberlakukan telah menyebabkan masalah signifikan untuk berbagai aplikasi dan layanan milik pemerintah, karena membutuhkan biaya akses yang tinggi.
Twitter beberapa waktu lalu telah mengumumkan paket harga API seharga $100 atau sekitar Rp 1,4 juta kepada publik, dan hal ini membuat pengembang terpengaruh karena harga yang dipatok tersebut.
Langkah untuk memulihkan akses API gratis ini juga merupakan langkah ke arah yang benar untuk memastikan bahwa informasi penting bagi publik bisa dibagikan secara efektif. Namun, Twitter perlu berhati-hati dalam menyeimbangkan keinginannya untuk memonetisasi platformnya dan menyediakan layanan penting kepada publik.
BACA JUGA:
- Twitter akan Batasi dan Beri Label Cuitan Ujaran Kebencian
- Kena Bug, Circle Tweet Twitter Bisa Dilihat Semua Orang
- Source Code Bocor, Twitter Curiga Pelaku Karyawannya Sendiri
Meskipun, bisa dipahami bahwa perusahaan perlu mengalihkan pendapatannya dengan program langganan, tetapi hal itu tidak boleh dilakukan dengan mengorbankan layanan publik. Bisa disimpulkan keputusan ini merupakan hal yang positif.
Di sisi lain, Twitter dan CEO Elon Musk harus mempertimbangkan keputusan ini dan memastikan bahwa perusahaan tidak dirugikan. Meskipun, memonetisasi platformnya merupakan hal penting, tetapi tidak boleh mengorbankan penyediaan layanan penting kepada publik.
Terakhir kali, perusahaan juga mengumumkan akan membebankan biaya kepada penerbit untuk artikel di platform ini. [FY/HBS]