Telset.id, Jakarta – Upaya untuk memberantas situs film bajakan semakin intensif, terutama oleh Aliansi untuk Kreativitas dan Hiburan (ACE) yang bekerja sama dengan Asosiasi Studio Film Hollywood (MPA).
Kolaborasi ini telah membuahkan hasil besar dengan penutupan Fmovies, salah satu situs streaming film bajakan terbesar di dunia.
ACE, yang merupakan koalisi dari lebih dari 50 perusahaan hiburan besar termasuk Amazon, Disney, dan Warner Bros., mengklaim bertanggung jawab atas penutupan jaringan situs Fmovies.
BACA JUGA:
- Waduh! Dokumenter Netflix Ini Dilaporkan Pakai Gambar Hasil AI
- Meta Berupaya Beli Suara Artis Hollywood untuk Proyek AI
Dalam pernyataan resminya, ACE menyebut Fmovies sebagai “operasi streaming bajakan terbesar di dunia.” Lebih lanjut, menurut laporan dari The Hollywood Reporter, polisi di Hanoi berhasil menangkap dua tersangka yang terlibat dalam operasi tersebut.
Charles Rivkin, CEO MPA sekaligus ketua ACE, menyatakan bahwa penutupan Fmovies adalah “kemenangan besar bagi para pemain, kru, penulis, sutradara, studio, dan komunitas kreatif di seluruh dunia.”
Sementara itu, Larissa Knapp, Kepala Petugas Perlindungan Konten MPA, menambahkan bahwa langkah ini mengirimkan pesan yang kuat kepada pihak-pihak lain yang mungkin masih menjalankan atau berencana memulai situs pembajakan serupa.
Penutupan Fmovies, yang pertama kali diluncurkan pada tahun 2016, terjadi bersamaan dengan penutupan mendadak beberapa situs streaming ilegal lainnya seperti Aniwave dan AnimeFlix.
Hal ini menyebabkan kepanikan di antara para pengunjung setia situs-situs tersebut. Situs Aniwave, misalnya, saat ini menampilkan pesan dari mantan operatornya yang menyatakan bahwa tujuan mereka adalah menciptakan produk yang lebih baik dengan pengalaman pengguna yang lebih baik.
Dan, mengakhiri pesan dengan ajakan untuk menggunakan layanan berbayar yang legal sebagai bentuk penghormatan kepada kreator dan produsen konten.
Meskipun ACE belum mengklaim tanggung jawab atas penutupan Aniwave, pernyataan yang diunggah di situs tersebut mencerminkan langkah-langkah yang dilakukan oleh organisasi perdagangan anti-pembajakan tersebut.
Secara langsung pembajakan masih menjadi masalah besar bagi studio-studio Hollywood karena berbagai alasan, termasuk hilangnya pendapatan yang signifikan.
Namun, alasan utama mengapa pembajakan tetap marak adalah ketidakmampuan sebagian besar orang untuk mengakses konten secara legal dengan mudah dan harga yang terjangkau.
Situs-situs bajakan menawarkan katalog konten yang jauh lebih luas dibandingkan dengan layanan resmi, membuatnya lebih menarik bagi pengguna yang tidak ingin repot dengan batasan dan biaya dari layanan legal.
Namun, dengan penutupan situs seperti Fmovies, jelas bahwa Hollywood semakin serius dalam upaya mereka untuk melindungi kekayaan intelektual dan memastikan bahwa kreator konten mendapatkan kompensasi yang pantas.
BACA JUGA:
- Meta & Google Mau Buat Kesepakatan AI dengan Studio Hollywood
- Netflix Pertimbangkan “Kembalikan” Paket Gratis dengan Iklan
Langkah yang diambil oleh Asosiasi Studio Film Hollywood ini mungkin hanya awal dari serangkaian tindakan yang lebih besar untuk melawan situs film bajakan di era digital.