Telset.id, Jakarta – Dalam sebuah panel diskusi di Tokyo eSports Festa, Nintendo mengakui bahwa emulator secara teknis adalah legal. Namun, perusahaan juga menekankan adanya batasan hukum yang membuat emulator menjadi area abu-abu, terutama ketika emulator digunakan untuk melewati enkripsi atau mengakses materi berhak cipta.
Koji Nishiura, pengacara paten dan wakil manajer umum departemen kekayaan intelektual Nintendo, mengungkapkan pandangannya mengenai emulato tersebut bersama perwakilan Capcom, Sega, dan Konami dalam acara tersebut.
Emulator sendiri adalah perangkat lunak yang memungkinkan pengguna menjalankan game dari platform lain di perangkat mereka, tidak melanggar hukum selama tidak melibatkan bypass enkripsi atau menyalin program berhak cipta.
BACA JUGA:
- Asyik! Azahar Pastikan Emulator Nintendo 3DS Buatannya Legal
- Rekomendasi 15 Emulator Android Ringan untuk PC Terbaik
Berdasarkan hukum yang berlaku di Jepang dan pasal 1201(a)(1)(A) dari Digital Millennium Copyright Act (DMCA) di AS, tindakan menghindari langkah-langkah pembatasan teknis, seperti enkripsi pada Nintendo Switch, dianggap ilegal.
Sebagai contoh, Nintendo Switch memiliki mekanisme perlindungan teknis untuk mencegah pengguna memainkan game bajakan. Jika sebuah emulator dirancang untuk melewati mekanisme ini, maka pengembangnya bisa menghadapi masalah hukum.
Selain itu, program spesifik pada konsol, seperti menu utama atau antarmuka pengguna, juga dilindungi oleh hak cipta. Menyalin elemen-elemen ini ke dalam emulator bisa menjadi dasar gugatan pelanggaran.
Sementara itu, Nintendo telah lama aktif dalam menindak emulator yang dianggap melanggar hak cipta. Pada tahun lalu, perusahaan ini menekan sejumlah proyek emulator terkenal, termasuk Yuzu, Citra, dan Ryujinx.
Meskipun tidak ada kasus hukum yang sampai ke pengadilan, tindakan Nintendo mencerminkan komitmennya untuk melindungi kekayaan intelektual, terutama dalam menghadapi kemungkinan peluncuran Nintendo Switch 2 pada 2025.
Nishiura menjelaskan bahwa emulator yang memandu pengguna ke materi bajakan, seperti ROM, secara jelas melanggar hukum. Hal ini pernah terjadi pada pengembang Yuzu, Tropic Haze, yang diduga membagikan ROM internal untuk game Switch terbaru.
Lalu, diskusi mengenai emulator di Tokyo eSports Festa memberikan wawasan tentang bagaimana hukum kekayaan intelektual di Jepang dan AS menilai emulator. Meskipun legalitas emulator sebagai perangkat lunak tidak diragukan, penggunaan emulator untuk tujuan yang melanggar hukum tetap menjadi perhatian utama.
Nintendo, bersama perusahaan game lainnya, berpendapat bahwa tindakan mereka melindungi hak pengembang dan industri game secara keseluruhan.
Pengguna emulator perlu memahami batasan hukum ini agar tidak melanggar aturan. Selain itu, dengan peluncuran Nintendo Switch 2 yang diantisipasi pada 2025, pengawasan terhadap emulator kemungkinan akan meningkat.
Di sisi lain, perdebatan hukum ini menunjukkan perlunya revisi undang-undang kekayaan intelektual yang lebih relevan dengan teknologi modern.
BACA JUGA:
- Langgar Hak Cipta, Emulator Nintendo Dolphin Dihapus dari Steam
- 15 Emulator Terbaik untuk Main Game Jadul di Android dan PC
Emulator memang menawarkan solusi menarik untuk menikmati game di platform lain, tetapi pengguna dan pengembang harus berhati-hati agar tetap berada dalam koridor hukum. Dengan meningkatnya perhatian dari perusahaan besar seperti Nintendo, masa depan emulasi akan terus diawasi dengan ketat.