Telset.id, Jakarta – Dunia dikejutkan dengan serangan ransomware secara beruntun dalam tiga bulan terakhir. Namun sebenarnya ada bahaya yang lebih mengkhawatirkan karena ransomware kini juga mengincar perangkat mobile. Kini yang perlu Anda ketahui adalah bagaiman ransomware mobile ini bekerja.
Seperti yang kita sudah ketahui, cara kerja dari malware ransomware adalah dengan menyandera data atau sistem operasi sehingga para korban tidak dapat menggunakan perangkat mereka dengan seharusnya.
Namun faktanya, ada perbedaan cara pendekatan yang dilakukan para peretas untuk menyandera perangkat korban. Jika para peretas memilih menyandera data yang ada di harddisk saat menyerang perangkat komputer, metode ini tidak bisa digunakan di perangkat mobile.
Alasannya mudah. Menurut Territory Channel Manager Kaspersky SEA-Indonesia, Dony Koesmandarin adalah karena para pengguna perangkat mobile lebih sering melakukan backup data yang ada di perangkat mobile mereka.
[Baca juga: Awas Ancaman Ransomware Mobile Makin Ganas]
“Kan kalau di perangkat mobile, pengguna bisa melakukan backup ke cloud. Ini karena jumlah besaran penyimpanan di mobile tidak sebesar di komputer,” kata Dony saat ditemui tim Telset.id di Jakarta, Selasa (18/7/2017).
Lalu, apa yang dilakukan oleh peretas untuk menyandera perangkat mobile korbannya? Menurut Dony, ada dua pendekatan berbeda yang dilakukan oleh para peretas. Satu adalah dengan menyandera sistem operasi secara keseluruhan.
“Nah, kalau begini, semua aplikasi tidak akan bisa terbuka sama sekali. Saat membuka sebuah aplikasi, bukannya membuka aplikasi malah muncul tulisan yang mengharuskan korban membayar uang sandera,” jelasnya.
Cara kedua adalah dengan memblokir peramban yang ada di dalam perangkat mobile. Menurutnya, ini adalah cara yang paling unik jika dibandingkan dengan serangan lain.
“Nah, kalau cara yang satu ini, pengguna tidak bisa masuk ke laman apapun yang mereka ketik. Nantinya akan muncul tulisan yang sama, atau mengarahkan pengguna ke situs lain,” lanjutnya.
Kedua cara ini tidak menimbulkan kerugian besar seperti kasus ransomware di komputer. Akan tetapi, dia menganggap hal ini tetap saja sebuah hal yang membuat korbannya merasa jengkel. Bagaimana menurut Anda? [NC/HBS]