Telset.id, Jakarta – Penyakit mental kini telah menjadi epidemi modern karena banyak anak muda yang menyerah pada berbagai tantangan psikologis yang mereka hadapi setiap hari.
Beberapa penyakit mental, seperti depresi, sulit dideteksi pada orang yang menderita. Sebab, wajah bahagia dapat dengan mudah menyembunyikan apa yang mereka alami secara mental dan emosional.
Sekarang, mendiagnosis penyakit mental mungkin sedikit lebih mudah karena penelitian terbaru yang dilakukan di Amerika. Penelitian ini mampu mendeteksi kondisi orang yang bwrpotensi seperti depresi dan diabetes menggunakan Facebook!
Dilansir dari Star2, para peneliti di University of Pennsylvania dan Stony Brook University melakukan penelitian baru yang menganalisis riwayat postingan Facebook dari 999 pasien, yang berjumlah hingga sekitar 20 juta kata!
{Baca juga: Menarik, Facebook Luncurkan “Fitur Donor Darah”}
Pasien-pasien ini setuju untuk menghubungkan profil Facebook mereka dengan data rekam medis elektronik mereka.
Studi ini melihat bagaimana posting Facebook dapat memprediksi kondisi medis di 21 kategori besar menggunakan tiga model berbeda yang dibuat para peneliti.
Model 1: Menganalisis bahasa yang digunakan dalam posting Facebook pasien
Model 2: Menganalisis demografi pasien seperti usia dan jenis kelamin
Model 3: Data yang dianalisis dari Model 1 dan Model 2 digabungkan
Dalam hasil yang diterbitkan dalam jurnal PLOS ONE, semua 21 kondisi medis yang dianalisis dalam penelitian ini dapat diprediksi hanya dengan posting Facebook saja.
Yang lebih mengejutkan adalah bahwa data yang dikumpulkan dari Facebook juga mampu memprediksi 10 kondisi medis daripada data demografis. Ini termasuk penyakit seperti stres, depresi, psikosis dan bahkan diabetes.
Para peneliti melanjutkan penelitian ini dengan menggunakan kata kunci tertentu di Facebook yang cukup intuitif dalam memprediksi penyakit tertentu. Misalnya, kata-kata seperti “minum” dan “botol” diturunkan untuk memprediksi penyalahgunaan alkohol pada pasien.
Namun, hubungan lain antara kata-kata dan penyakit menunjukkan sedikit prediksi.
Misalnya, pasien yang memposting di Facebook menggunakan kata-kata religius seperti “Tuhan” atau “Berdoa” 15 kali lebih mungkin menderita diabetes daripada mereka yang paling sedikit menggunakan kata-kata itu.
Sementara kata-kata seperti “bodoh” dan kata-kata umpatan tertentu dikaitkan dengan obat, pelecehan dan psikosis.
“Bahasa digital kami menangkap aspek-aspek kuat dari kehidupan kami yang mungkin sangat berbeda dari apa yang ditangkap melalui data medis tradisional,” kata penulis dalam studi ini, Dr Andrew Schwartz.
“Saat ini, banyak penelitian yang menunjukkan hubungan antara pola bahasa dan penyakit tertentu. Seperti prediksi bahasa depresi atau bahasa yang memberikan wawasan tentang apakah seseorang hidup dengan kanker,” ujarnya.
Namun, dengan melihat banyak kondisi medis, para peneliti mendapatkan pandangan tentang bagaimana kondisi berhubungan satu sama lain, yang dapat memungkinkan aplikasi baru AI (kecerdasan buatan) untuk obat-obatan.
{Baca juga: Fitur Watch Party Kini Tersedia di Semua Halaman Facebook}
Penulis utama studi, Dr. Raina Merchant, menjelaskan bahwa meskipun penelitian ini masih dalam tahap awal, ia berharap bahwa ilmu yang diperoleh dari penelitian ini dapat digunakan untuk memberi informasi yang lebih baik kepada pasien dan penyedia layanan tentang kesehatan mereka.
“Karena posting media sosial sering tentang pilihan dan pengalaman gaya hidup seseorang, atau bagaimana perasaan mereka. Informasi ini dapat memberikan informasi tambahan tentang manajemen dan eksaserbasi penyakit,” katanya. [BA/HBS]
Sumber: World of Buzz