Telset.id, Jakarta – Facebook dilaporkan melakukan peningkatan keamanan dari ancaman berita palsu. Facebook bahkan menerapkan kebijakan baru untuk menghapus berita yang berpotensi memicu kekerasan.
Menurut The Verge, Kamis (19/7/2018), Facebook sedang melakukan uji coba kebijakan itu di Sri Lanka. Alasannya, negara tersebut tengah bermasalah dengan isu antaragama dan rasisme yang menyebar via Facebook.
“Kami mencoba memperketat aturan mengingat ada sejumlah informasi keliru yang mengakibatkan kerusakan secara fisik. Kebijakan kami memungkinkan menghapus berita palsu di Facebook,” ujar Facebook.
Facebook menegaskan bahwa kebijakan itu bakal mulai berlaku pada bulan depan. Nantinya, Facebook akan tak pandang bulu dalam memerangi konten tak akurat sehingga menimbulkan salah kaprah di masyarakat.
Dalam menerapkan kebijakan tersebut, Facebook bekerja sama dengan oganisasi lokal serta pihak berwenang. Mereka bakal bersama-sama memeriksa kebenaran dan keamanan konten yang berseliweran di platform.
Sebelumnya, di Sri Lanka beredar fitnah bahwa orang beragama Islam meracuni makanan dan menjualnya kepada orang beragama Budha. Kabar lantas menyebar di Facebook dan menimbulkan kesalahpahaman.
Facebook tak luput dari kecaman karena dianggap telah abai terhadap konten-konten menyesatkan seperti itu. Facebook tak tinggal diam dengan menerapkan kebijakan baru untuk memusnahkan berita palsu.
Untuk menerapkan barunya ini, Facebook akan menggunakan machine learning untuk melihat artikel hoax yang disalin dan ditempelkan oleh akun yang berbeda. Ini bukan pertama kalinya Facebook mengumumkan bahwa mereka menggunakan Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan untuk mencari konten yang menyesatkan atau berita palsu.
Raksasa jejaring sosial besutan Mark Zuckerberg ini nampaknya ingin lebih memaksimalkan kemampuan AI yang mereka ciptakan untuk menyortir konten yang bagus (asli) hingga yang buruk (hoaks).
Tenaga manusia masih digunakan untuk melakukan pemeriksaan fakta yang sebenarnya, tetapi AI dapat membantu mengatasi kekosongan. Meski terkesan kecil, namun langkah ini dinilai bijaksana dalam penerapan teknologi.
Teknologi yang digunakan Facebook saat ini mungkin belum dapat secara otomatis memeriksa fakta dibalik sebuah berita, atau membuat penilaian tentang berita utama yang bernada menyesatkan.
Namun, machine learning dapat mengenali tanda yang mudah diidentifikasi yang menunjukkan bahwa suatu akun tidak bermanfaat. Misalnya, menemukan fakta dari salinan cerita yang telah dikenali manusia sebagai cerita atau berita palsu. [SN/HBS]
Sumber: The Verge