Telset.id – Baru saja melewati badai kontroversi penangguhan Jimmy Kimmel, Disney kini bergerak cepat dengan merombak habis aplikasi Disney+. Ini bukan sekadar perubahan kosmetik, melainkan transformasi mendalam yang menyatukan Hulu secara global dan menghadirkan pengalaman personalisasi baru. Sebuah langkah strategis setelah perusahaan dilaporkan kehilangan 1,7 juta pelanggan selama saga Kimmel yang menghebohkan itu.
Bayangkan membuka aplikasi streaming favorit Anda dan langsung disambut rekomendasi yang benar-benar sesuai selera. Itulah yang Disney+ tawarkan dengan pembaruan terbarunya. “For You” kini menjadi tab andalan yang muncul pertama kali, menggantikan halaman beranda generik sebelumnya. Di balik perubahan ini, Disney juga mengaku telah menyempurnakan algoritma rekomendasinya, berharap bisa lebih jitu menebak konten apa yang ingin Anda tonton berikutnya.
Navigasi pun menjadi lebih intuitif. Bilah navigasi horizontal baru di bagian atas layar memberikan akses cepat ke tiga konten inti: Disney+, Hulu, dan ESPN. Sementara bilah vertikal di sisi kiri yang sudah ada sebelumnya kini diperkaya dengan hub live, tempat Anda bisa menemukan siaran langsung berita, olahraga, acara khusus, dan streaming 24/7. Perubahan antarmuka ini terasa seperti Disney sedang membersihkan meja setelah badai, memastikan pengalaman pengguna menjadi prioritas utama.
Transformasi paling signifikan justru terjadi di balik layar, khususnya untuk pengguna di luar Amerika Serikat. Mulai 8 Oktober mendatang, Hulu secara resmi akan menggantikan Star sebagai merek hiburan global di aplikasi Disney+. Bagi yang belum familiar, inilah gerbang menuju konten-konten dari ABC, FX, dan jaringan lainnya, termasuk tayangan dengan rating lebih dewasa dibanding konten Disney pada umumnya. Pengguna AS tidak akan merasakan perubahan ini, namun bagi kita di wilayah lain, Star akan berubah menjadi Hulu mulai Rabu depan.
Baca Juga:
Integrasi Hulu ke Disney+ ini bukan keputusan mendadak. Perusahaan telah mempersiapkan langkah ini selama berbulan-bulan, dan timing-nya terasa begitu tepat pasca-kontroversi Jimmy Kimmel. Anda mungkin masih ingat, pada 17 September lalu, ABC yang dimiliki Disney harus menangguhkan sementara Jimmy Kimmel Live! setelah tekanan dari pejabat pemerintahan Trump, termasuk Ketua FCC Brendan Carr yang terkenal mengancam, “Kita bisa melakukan ini dengan cara mudah atau cara sulit.”
Disney memilih “cara mudah” dengan mengubah sikap dan mengaktifkan kembali Kimmel pada 22 September. Secara resmi, perusahaan menyebut keputusan ini hasil dari “percakapan penuh pertimbangan dengan Jimmy.” Namun di balik layar, dampaknya cukup signifikan. Laporan internal menunjukkan Disney+ kehilangan hampir 2 juta pelanggan selama periode kritis tersebut, disertai seruan boikot yang meluas.
Kini, dengan pembaruan aplikasi yang masif ini, Disney seolah ingin mengalihkan perhatian ke inovasi dan layanan yang lebih baik. Mereka bahkan meluncurkan widget iOS yang memberikan akses satu-klik ke konten aplikasi. Yang lebih menarik, perusahaan mengisyaratkan akan menghadirkan “pengalaman mobile-first dan mobile-eksklusif” dalam tahun mendatang, meski detailnya masih disimpan rapat-rapat.
Kolaborasi Disney dengan berbagai brand teknologi sebenarnya bukan hal baru. Seperti yang pernah kami liput dalam artikel tentang kehadiran karakter Disney di aplikasi Canva, perusahaan ini memang aktif berekspansi ke berbagai platform digital. Bahkan di ranah hardware, kita telah melihat kolaborasi Oppo dengan franchise Toy Story dan edisi spesial Reno2 Disney Edition yang dirilis menyambut Imlek 2020.
Pertanyaannya sekarang: apakah transformasi Disney+ ini cukup untuk memulihkan kepercayaan pelanggan dan menarik kembali mereka yang memutus berhenti berlangganan? Dalam industri streaming yang semakin kompetitif, pengalaman pengguna yang mulus dan konten yang relevan seringkali menjadi penentu utama. Pembaruan antarmuka dan integrasi Hulu global bisa menjadi senjata ampuh, terutama jika disertai dengan konten-konten berkualitas seperti serial Andor yang baru saja rampung.
Bagi penggemar setia Disney, perubahan ini tentu menyenangkan. Tapi bagi analis, ini adalah ujian nyata kemampuan Disney beradaptasi di tengah gejolak. Seperti performa laptop gaming HP Victus 16 yang mengandalkan desain minimalis namun performa kencang, atau smartphone Vivo V27 5G yang menawarkan pengalaman premium, Disney+ kini harus membuktikan bahwa transformasinya bukan sekadar gimmick, melainkan peningkatan substantif yang layak diperhitungkan.
Dalam beberapa hari ke depan, mata dunia akan tertuju pada bagaimana respons pengguna terhadap perubahan besar ini. Apakah Disney berhasil membalikkan keadaan, atau justru menghadapi tantangan baru? Satu yang pasti: pertarungan di dunia streaming semakin panas, dan Disney tidak mau ketinggalan.