Telset.id, Jakarta – Setelah pada bulan Mei, muncul laporan bahwa Facebook sedang menguji tombol Downvote yang ditemukan di Reddit, kini Facebook dikabarkan mulai menguji tombol Downvote secara lebih luas pada banyak pengguna di Amerika Serikat (AS).
Tampaknya pengujian awal telah membuahkan hasil yang sukses, karena Facebook sekarang mulai meluncurkan fitur ini ke lebih banyak pengguna di AS. Fitur ini disebutkan sudah muncul di aplikasi mobile Facebook pada minggu ini.
Namun, sampai kini belum ada pengumuman resmi dari Facebook terkait kehadiran fitur tersebut. Arstechnica pun menemukannya secara tidak sengaja saat membuka Facebook. Lalu, bagaimana fitur Upvote dan Downvote di Facebook berfungsi?
Dalam sebuah artikel, Ars Technica menjelaskan cara kerjanya. Fitur ini terbatas untuk postingan publik untuk saat ini. Pengguna akan melihat setiap ulir komentar yang disematkan dengan adanya tombol panah ke atas dan ke bawah di samping setiap komentar.
Di bagian atas postingan terdapat tulisan, “Dukung komentar yang baik dan turunkan komentar yang tidak baik atau tidak relevan”. Selain itu, ada juga tombol like dan emoji.
Upvotes dan Downvotes tidak menggantikan emoji yang ada di Facebook, tetapi akan ditambahkan di atas mereka. Itu berarti pengguna masih tetap dapat bereaksi dengan emoji dan menggunakan fitur Upvotes dan Downvote pada saat yang bersamaan.
Menurut Arstechnica, seperti dilansir TechTimes, pengguna di Australia dan Selandia Baru melihat fitur itu sejak April 2018. Pengguna di AS bahkan melihatnya sejak Februari 2018.
Untuk uji coba di luar AS, terdapat tulisan, “Tekan anak panah ke bawah jika komentar memiliki niat buruk atau tidak sopan. OK jika tidak setuju dengan cara yang sopan.”
Pada 2015, CEO Facebook Mark Zuckerberg berjanji bahwa tombol “dislike” segera tiba di Facebook. Apakah pernyataannya tersebut berkaitan dengan tombol Downvote?
Selama berbulan-bulan, Facebook telah berbicara tentang betapa sulitnya bekerja untuk memperbaiki masalah penyebaran berita palsu dan ujaran kebencian di platform mereka. Hal itu diungkapkan Facebook saat menjadi tuan rumah bagi sekelompok wartawan yang menggelar sesi tanya jawab tentang upaya untuk melawan berita palsu.
Facebook mengklaim telah menyewa pemeriksa fakta pihak ketiga, menghapus akun palsu, dan banyak lagi. Tapi masalah tersebut masih saja kerap terjadi. Namun pernyataan Facebook yang mengaku sudah “bekerja keras” mengatasi masalah ini justru dipertanyakan dan dianggap masih setengah hati memerangi berita palsu.
Pasalnya, pada acara yang berlangsung Rabu (11/7/2018) tersebut, Facebook justru cenderung meninggalkan lebih banyak pertanyaan daripada jawaban. Semua tak lepas dari komitmen Mark Zuckerberg dkk.
Ya, pada kesempatan itu, Facebook mengaku sangat percaya bahwa mengurangi berita palsu alangkah lebih baik daripada menghapusnya. Bagi awak media, kalimat tersebut tampak seperti bukan pendekatan terbaik.
Sebelumnya, Facebook dilaporkan melakukan peningkatan keamanan dari ancaman berita palsu. Facebook bahkan menerapkan kebijakan baru untuk menghapus berita yang berpotensi memicu kekerasan.
Facebook sedang melakukan uji coba kebijakan itu di Sri Lanka. Alasannya, negara tersebut tengah bermasalah dengan isu antaragama dan rasisme yang menyebar via Facebook.
Facebook menegaskan bahwa kebijakan itu bakal mulai berlaku pada bulan depan. Nantinya, Facebook akan tak pandang bulu dalam memerangi konten tak akurat sehingga menimbulkan salah kaprah di masyarakat.
Dalam menerapkan kebijakan tersebut, Facebook bekerja sama dengan oganisasi lokal serta pihak berwenang. Mereka bakal bersama-sama memeriksa kebenaran dan keamanan konten yang berseliweran di platform. [BA/HBS]
Sumber: Techtimes