60% Pengguna Masih Temukan Konten Negatif di YouTube

REKOMENDASI

Telset.id, Jakarta – YouTube tampaknya masih berkutat dengan masalah konten negatif. Akibatnya, para orang tua harus bekerja ekstra keras untuk menghindarkan anak-anak mereka supaya tidak menyaksikan konten negatif di YouTube.

Dilansir Telset.id dari CNET, Kamis (08/11/2018),Pew Research Center melakukan penelitian dengan melibatkan 4.594 orang dewasa di Amerika Serikat yang dilakukan awal tahun 2018.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, lebih dari 60% pengguna YouTube mengatakan bahwa mereka kadang-kadang menemukan video negatif yang sangat tidak cocok bagi anak-anak.

“60 persen pengguna YouTube kadang-kadang menemukan video yang berisi ‘troubling behavior‘, ‘obviously false‘, atau ‘unsuitable for children‘,” jelas Pew Research Center.

Lembaga riset ini juga mengungkapkan hasil penelitian lainnya, yang mengatakan bahwa lebih dari sepertiga orangtua membiarkan anak-anak berusia 11 tahun atau lebih muda menonton konten yang sebenarnya ditujukan untuk anak-anak yang telah berumur diatas 13 tahun.

Youtube sendiri memiliki kanal khusus untuk anak-anak dengan nama Youtube Kids. Melalui fitur tersebut, orangtua diharapkan dapat mengatur konten apa saja yang layak disaksikan oleh anak mereka.

Sayang, YouTube Kids kerap mengalami gangguan yang justru membahayakan anak-anak. Tahun lalu misalnya, pengguna Youtube Kids menemukan konten berisi karakter kartun populer yang melakukan tindakan kekerasan.

Kemudian pada Juni lalu, Advertising Standards Authority (ASA) mengungkap ada iklan horor film Insidious : The Last Key yang kurang layak ditampilkan untuk anak-anak di YouTube.

Iklan film bergenre horor itu ditampilkan sebelum video lagu-lagu dari Frozen, video tentang cara membangun stasiun pemadam kebakaran dengan Lego, dan video klip dari kartun PJ Masks.

Meski demikian, Pew Research Center menyatakan bahwa YouTube tetap menjadi sarana favorit masyarakat untuk mendapatkan informasi penting. Ditemukan bahwa sekitar setengah dari pengguna YouTube menyaksikan konten disana, dan menganggap bahwa Youtube sebagai bagian penting dari aspek kehidupan mereka.

Kabar ini menjadi ironi, karena Youtube sebenarnya sedang berusaha agar konten di platform-nya merupakan konten yang berkualitas. YouTube bahkan mengucurkan investasi sebesar US$ 20 juta atau setara dengan Rp 304 miliar untuk konten edukatif lewat program terbarunya, “Learning Fund”.

Pengumuman ini disampaikan langsung oleh Pimpinan Global Bidang Pembelajaran, Malik Ducard di laman blog resmi YouTube, Senin (22/10/2018). Kanal-kanal seperti TED-Ed yang didedikasikan untuk seminar edukatif Ted Talks dan Crash Course milik Hank dan John Green merupakan beberapa yang telah menerima pendanaan tambahan.

YouTube juga berencana untuk berinvestasi pada konten dari kreator-kreator independen, seperti kakak-beradik Green dan sumber-sumber berita tradisional, serta organisasi-organisasi edukatif untuk memperbanyak tayangan konten yang positif. (NM/FHP)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI