Waspada Hujan Lebat Nataru 2025, BMKG Ungkap Daerah Rawan dan Tips Aman

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id – Libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025-2026 sudah di depan mata. Tapi, sebelum Anda memutuskan destinasi wisata atau merencanakan mudik, ada satu hal yang tak boleh dilewatkan: ramalan cuaca. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) baru saja mengeluarkan peringatan dini. Sejumlah wilayah di Indonesia berpotensi diguyur hujan lebat hingga sangat lebat dalam sepekan ke depan. Jadi, apakah rencana liburan Anda akan berubah?

Andri Ramdhani, Direktur Meteorologi Publik BMKG, menjelaskan bahwa peningkatan curah hujan ini dipicu oleh aktifnya Monsun Asia. Fenomena ini menyuplai massa udara basah dalam jumlah besar ke wilayah Indonesia, tepat ketika mobilitas masyarakat sedang tinggi-tingginya di akhir tahun. Bayangkan saja, udara lembap yang berlimpah itu seperti bahan bakar bagi awan-awan hujan. Ketika bertemu dengan kondisi lokal yang mendukung, jadilah hujan lebat yang bisa datang tiba-tiba dan berdurasi panjang. Ini bukan sekadar gerimis sore, tapi potensi cuaca ekstrem yang perlu diantisipasi serius.

Lantas, daerah mana saja yang harus ekstra waspada? Berdasarkan analisis BMKG, hujan dengan intensitas lebat hingga sangat lebat berpotensi terjadi di beberapa wilayah seperti sebagian Riau, Bengkulu, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, dan Papua Selatan. Secara klimatologis, wilayah yang perlu diwaspadai meliputi Sumatra bagian selatan, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, hingga Papua Selatan. Puncaknya diperkirakan terjadi mulai akhir Desember 2025 hingga awal Januari 2026. Artinya, periode libur panjang Anda bersinggungan langsung dengan periode puncak curah hujan ini.

Daerah yang Relatif Kondusif dan Upaya Modifikasi Cuaca

Di tengah peringatan untuk banyak wilayah, ada kabar yang sedikit menenangkan. BMKG menyebut bahwa kondisi cuaca di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat diprediksi relatif kondusif selama sepekan ke depan. Peta prediksi BMKG menunjukkan wilayah-wilayah ini didominasi warna hijau, yang menandakan curah hujan kategori ringan (kurang dari 20 mm per hari). Namun, jangan buru-buru lengah. Andri Ramdhani mengingatkan bahwa beberapa titik di Aceh masih masuk kategori kuning atau hujan sedang. Kewaspadaan tetap harus dijaga.

Upaya proaktif juga dilakukan untuk memitigasi risiko. BMKG bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengaktifkan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) di ketiga provinsi tersebut. Operasi ini diklaim cukup efektif, dengan hasil analisis menunjukkan penurunan intensitas curah hujan sebesar 23,35 persen di Aceh, 15,48 persen di Sumut, dan 20,23 persen di Sumbar. Ini adalah bentuk intervensi teknologi untuk “meredam” potensi hujan berlebih di daerah yang rawan bencana hidrometeorologi, meski tentu saja tidak bisa menghilangkan hujan sepenuhnya.

Rekomendasi BMKG dan Tips Aman Menghadapi Cuaca Nataru

Lalu, apa yang harus kita lakukan? Rekomendasi utama dari BMKG adalah tetap tenang namun waspada. Dinamika cuaca selama Nataru 2025-2026 membutuhkan kesiapan ekstra. Pertama, perhatikan potensi hujan lebat yang disertai angin kencang. Kombinasi ini adalah pemicu utama banjir dan tanah longsor, terutama di daerah perbukitan, lereng, dan wilayah pesisir. Jika rumah atau destinasi Anda berada di area seperti ini, pastikan untuk memantau informasi terkini.

Kedua, berhati-hatilah dalam merencanakan perjalanan. Baik itu perjalanan darat, laut, maupun udara. Cuaca buruk dapat mengurangi visibilitas, membuat jalan licin, dan menimbulkan gelombang tinggi. Rencanakan perjalanan dengan mempertimbangkan jam-jam yang biasanya lebih terang dan perkiraan cuaca dari sumber terpercaya. Khusus untuk kegiatan wisata luar ruangan di malam tahun baru, selalu siapkan plan B. Hujan yang datang bisa mengubah pesta kembang api menjadi acara basah-basahan yang kurang menyenangkan.

Ketiga, manfaatkan teknologi yang ada. BMKG menyediakan informasi cuaca real-time melalui ribuan sensor dan radar di seluruh Indonesia. Anda bisa memantau perkembangan cuaca dengan cepat melalui aplikasi InfoBMKG. Dengan begitu, Anda bisa mendapatkan peringatan dini jika terjadi perubahan cuaca signifikan di lokasi Anda. Informasi yang cepat dan akurat adalah senjata terbaik untuk menghadapi ketidakpastian cuaca ekstrem. Seperti pernah diulas dalam panduan memantau potensi badai, langkah antisipasi berbasis data sangat krusial.

Fenomena cuaca ekstrem belakangan ini, seperti yang juga terlihat dalam kasus salju di Arab Saudi, mengingatkan kita bahwa pola iklim global sedang mengalami dinamika. Persiapan dan adaptasi menjadi kunci. Jadi, sambil menyiapkan koper liburan Nataru 2025, luangkan waktu sejenak untuk mengecek prakiraan cuaca. Liburan yang aman dan nyaman dimulai dari perencanaan yang matang, termasuk mengakali rencana agar tidak “kehujanan” oleh potensi hujan lebat yang telah diingatkan oleh BMKG.

TINGGALKAN KOMENTAR
Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TERKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI