Google Peringatkan: Jangan Angkat Telepon dari Nomor Ini, Ada Fitur Baru

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id – Ponsel Anda berdering. Nomor asing terpampang di layar. Sebuah suara di kepala Anda mungkin berkata, “Angkat saja, siapa tahu penting.” Hentikan. Menurut peringatan terbaru dari Google, mengangkat telepon dari nomor tak dikenal bisa menjadi gerbang menuju kerugian finansial yang serius. Dalam gelombang penipuan telepon yang semakin canggih, raksasa teknologi itu tidak hanya memberi peringatan, tetapi juga meluncurkan senjata pertahanan baru khusus untuk pengguna ponsel Pixel.

Kasus penipuan dengan modus penyamaran sebagai institusi resmi—bank, pajak, atau bahkan kepolisian—bukan lagi cerita baru. Namun, metode mereka terus berevolusi, memanfaatkan teknik sosial engineering yang lebih persuasif untuk menakut-nakuti korban dan mencuri kredensial sensitif. Prinsip paling dasar untuk bertahan adalah sederhana: jangan pernah mengangkat telepon dari nomor yang tidak Anda kenal. Tapi, bagaimana jika penipu itu sangat meyakinkan? Atau bagaimana jika kita khawatir melewatkan panggilan penting yang sesungguhnya? Di sinilah teknologi masuk, mencoba menjadi tameng di saat kewaspadaan manusia mungkin lengah.

Google menjawab tantangan ini dengan menghadirkan “Deteksi Penipuan” (Scam Detection) secara real-time untuk panggilan telepon di ponsel Pixel. Fitur yang mulai dirilis akhir tahun lalu ini dirancang untuk bekerja di latar belakang, menganalisis pola panggilan yang mencurigakan. Bayangkan skenario ini: penelepon mengaku dari bagian keamanan bank Anda, menyatakan ada aktivitas mencurigakan dan mendesak Anda untuk segera mentransfer dana ke “rekening aman”. Deteksi Penipuan akan memproses karakteristik panggilan tersebut, mencocokkannya dengan pola penipuan yang diketahui, dan jika terdeteksi sebagai ancaman, akan segera memberi peringatan visual di layar ponsel Anda.

Peringatan itu bisa berupa pesan seperti “Aktivitas mencurigakan terdeteksi untuk panggilan ini”, dilengkapi dengan tombol besar berlabel “Akhiri Panggilan”. Yang menarik, Google juga memberikan opsi untuk menandai panggilan sebagai “Bukan penipuan”, mengakui bahwa sistem AI-nya mungkin saja keliru dan memberikan kendali akhir kepada pengguna. Pada seri Pixel 9, kemampuan deteksi ini ditenagai oleh Gemini Nano, model AI on-device Google. Sementara untuk Pixel 6 hingga 8a, fitur ini mengandalkan model pembelajaran mesin tangguh lainnya yang berjalan langsung di perangkat.

Aspek privasi dari fitur ini menjadi sorotan. Google dengan tegas menyatakan bahwa tidak ada audio atau transkripsi percakapan Anda yang disimpan di perangkat, dikirim ke server Google, atau dapat diakses oleh pihak lain setelah panggilan berakhir. Proses analisis dilakukan secara lokal dengan menjaga kerahasiaan percakapan. Fitur Deteksi Penipuan ini tidak aktif secara default. Pengguna Pixel yang ingin mendapat perlindungan ekstra harus mengaktifkannya secara manual melalui Setelan aplikasi Telepon Google, dengan pilihan untuk menonaktifkannya sementara untuk panggilan tertentu jika diperlukan.

Sayangnya, perlindungan mutakhir ini masih terbatas jangkauannya. Saat ini, Deteksi Penipuan baru diluncurkan untuk pengguna beta publik ponsel Google Pixel 6 atau yang lebih baru, dan itupun hanya di Amerika Serikat. Bagi pengguna di Indonesia atau pemilik perangkat Android lain, fitur ini belum tersedia. Untuk mengaktifkannya, pengguna yang memenuhi syarat dapat menuju ke Setelan > Aplikasi Telepon Google > Deteksi Penipuan. Google juga membuka saluran masukan melalui menu Bantuan & Masukan di dalam aplikasi Telepon.

Ketergantungan pada satu merek ponsel dan satu wilayah geografis menyisakan pertanyaan besar: kapan perlindungan serupa akan hadir untuk miliaran pengguna Android secara global? Inisiatif keamanan seperti ini sejalan dengan upaya industri teknologi untuk membangun ekosistem digital yang lebih aman, sebagaimana terlihat dari berbagai program literasi dan inovasi lainnya. Telkomsel, misalnya, mendorong literasi bisnis digital lewat Program MikroMaju, yang juga menyentuh aspek keamanan transaksi online. Sementara itu, keprihatinan akan gangguan bisnis dari teknologi baru seperti satelit internet turut diungkapkan oleh XL Axiata, menunjukkan kompleksitas landscape telekomunikasi saat ini.

Kehadiran fitur seperti Deteksi Penipuan Google Pixel menandai sebuah pergeseran. Keamanan tidak lagi hanya tentang firewall dan antivirus di komputer, tetapi semakin personal dan proaktif di perangkat yang selalu melekat pada kita. Ini adalah perlombaan senjata antara penjahat siber yang terus menyempurnakan tipu dayanya dengan perusahaan teknologi yang berusaha mengerahkan AI dan machine learning sebagai penangkalnya. Namun, teknologi paling canggih pun punya keterbatasan. Ia adalah alat bantu, bukan pengganti kewaspadaan dasar pengguna.

Sampai fitur deteksi penipuan otomatis tersedia untuk semua, kunci utama tetap berada di tangan kita. Hati-hati dengan panggilan yang menciptakan urgensi palsu, meminta informasi pribadi, atau mengarahkan Anda ke aplikasi pihak ketiga. Verifikasi selalu melalui saluran resmi yang diketahui. Dan ingat, inovasi di bidang keamanan digital terus bergulir, didorong oleh kebutuhan untuk melindungi tidak hanya individu tetapi juga ranah bisnis yang semakin digital. Sebagaimana tercatat dalam gelaran IGDX 2025, potensi ekonomi digital sangat besar, dan keamanan adalah fondasi yang harus kokoh. Sembari menunggu fitur canggih Google hadir secara luas, yang bisa kita lakukan adalah sederhana: lihat layar, kenali nomor, dan bila ragu, lebih baik diam.

TINGGALKAN KOMENTAR
Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TERKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI