Telset.id – Bayangkan kacamata pintar yang tak perlu Anda lepas saat berpindah dari ruangan gelap ke terik matahari. Itulah yang mungkin ditawarkan Samsung melalui proyek rahasia “Haean” – kacamata XR dengan lensa transisi cerdas yang menggelap otomatis di bawah sinar matahari. Bocoran terbaru mengungkap strategi Samsung menciptakan wearable yang benar-benar nyaman dipakai seharian, bukan sekadar gadget mewah.
Setelah meluncurkan headset Galaxy XR, Samsung rupanya masih menyimpan kartu as di lengan. Kacamata pintar yang selama ini beredar dengan nama kode “Haean” kembali mencuat melalui laporan GalaxyClub, mengungkap detail spesifik yang membuatnya layak ditunggu. Yang menarik, model number SM-O200P yang teridentifikasi justru menggunakan awalan berbeda dari headset XR Samsung (SM-I), mengisyaratkan pendekatan produk yang benar-benar terpisah.
Lantas, apa yang membuat kacamata XR Samsung ini berbeda dari pesaing? Mari kita telusuri lebih dalam.
Lensa Transisi: Solusi Cerdas Masalah Klasik
Fitur paling menjanjikan dari kacamata “Haean” adalah lensa transisi yang secara otomatis beradaptasi dengan kondisi cahaya. Di luar ruangan, lensa akan menggelap untuk melindungi mata dari silau. Begitu masuk ke dalam ruangan, lensa kembali jernih dalam hitungan detik. Meski terdengar sederhana, ini adalah terobosan signifikan mengingat kebanyakan kacamata pintar di pasaran masih gagal menyelesaikan masalah dasar ini.
Bayangkan betapa praktisnya – tak perlu lagi membawa kacamata hitam terpisah atau terus menerus menyesuaikan penglihatan saat berpindah tempat. Jika Samsung berhasil mengimplementasikannya dengan mulus, fitur ini saja sudah cukup menjadi pembeda utama dari produk sejenis. Terlebih untuk penggunaan sehari-hari, kenyamanan visual adalah harga mati yang sering diabaikan produsen teknologi.
Baca Juga:
Konektivitas Terbatas, Fokus pada Pengalaman Ringan
Samsung tampaknya mengambil pendekatan minimalis dalam hal konektivitas. Kacamata “Haean” hanya akan mendukung Wi-Fi dan Bluetooth, tanpa dukungan data seluler mandiri. Keputusan ini mengindikasikan bahwa perangkat ini dirancang sebagai companion device yang mengandalkan smartphone untuk komputasi berat – mirip dengan filosofi di balik ponsel pintar sederhana 2025 yang fokus pada pengalaman tanpa distraksi berlebihan.
Dengan spesifikasi seperti ini, Samsung jelas tidak ingin kacamata XR-nya bersaing langsung dengan headset VR/AR kelas berat seperti Galaxy XR yang memang ditujukan untuk menyaingi Apple Vision Pro. Sebaliknya, “Haean” diposisikan sebagai perangkat yang lebih ringan, nyaman, dan bisa dipakai lebih lama.

Spesifikasi Teknis: Keseimbangan antara Performa dan Daya Tahan
Dari sisi hardware, kacamata “Haean” diperkirakan menggunakan chip Qualcomm AR1 yang dikombinasikan dengan chip NXP untuk tugas-tugas tambahan. Kombinasi ini menjanjikan efisiensi daya yang optimal, cocok dengan baterai berkapasitas 155 mAh yang terdengar kecil namun cukup untuk penggunaan sehari-hari mengingat fokus pada fungsi-fungsi dasar.
Untuk kamera, meski bocoran terbaru tidak mengonfirmasi resolusi, laporan sebelumnya menyebutkan penggunaan sensor Sony IMX681 12MP. Namun jangan berharap bisa membuat konten vlogging dengan kacamata ini – kamera tersebut lebih ditujukan untuk tracking gerakan tangan dan fungsi AR dasar, bukan fotografi berkualitas tinggi.
Pendekatan spesifikasi yang moderat ini menunjukkan pemahaman Samsung bahwa untuk membuat orang benar-benar memakai kacamata pintar setiap hari, faktor kenyamanan dan daya tahan baterai jauh lebih penting daripada spesifikasi mentah. Ini adalah pelajaran berharga dari kegagalan berbagai produk wearable sebelumnya yang terlalu fokus pada fitur canggih namun mengorbankan pengalaman pengguna dasar.
Strategi Samsung dalam Ekosistem Wearable
Kehadiran kacamata “Haean” melengkapi portofolio wearable Samsung yang semakin beragam. Sementara Samsung terus mempermudah perpindahan dari iPhone ke Galaxy, perusahaan juga membangun ekosistem perangkat yang saling terintegrasi. Kacamata XR ini akan menjadi jembatan antara smartphone dan headset XR lengkap, menawarkan pengalaman augmented reality yang lebih mudah diakses.
Yang menarik, meski banyak yang menduga kacamata ini akan diumumkan bersamaan dengan headset Galaxy XR awal tahun ini, Samsung memilih menundanya. Keputusan ini mungkin terkait dengan persiapan yang lebih matang, atau mungkin strategi untuk tidak membingungkan konsumen dengan terlalu banyak produk XR sekaligus.
Meski timeline peluncuran masih misterius – perkiraan paling aman adalah awal 2026 – yang jelas Samsung sedang membidik pasar yang selama ini diabaikan: pengguna yang menginginkan sentuhan teknologi dalam perangkat yang benar-benar nyaman dipakai sepanjang hari. Bukan untuk menggantikan headset XR yang lebih canggih, melainkan melengkapi dengan solusi yang lebih praktis untuk aktivitas sehari-hari.
Dengan pendekatan human-centered design dan fokus pada pengalaman pengguna yang autentik, kacamata “Haean” berpotensi menjadi produk yang akhirnya membuat teknologi wearable benar-benar “wearable” – bukan sekadar gadget yang dikenakan, tapi bagian tak terpisahkan dari kehidupan digital kita.

