Smartphone AI untuk Traveler: Apa yang Bikin HONOR 400 Berbeda?

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id – Perjalanan panjang sering kali mengajarkan satu hal: kita butuh lebih dari sekadar perangkat pintar—kita butuh perangkat yang mengerti kita. Dan itulah kesan pertama saya setelah membawa HONOR 400 menjelajahi dua kota lintas negara, Singapura dan Johor Bahru. Bukan hanya karena kameranya, bukan pula semata-mata karena daya tahan baterainya, tapi karena kemampuannya membaca kebutuhan pengguna dengan kecerdasan yang terasa personal.

Di era di mana AI sudah menjadi buzzword di hampir setiap peluncuran smartphone, HONOR 400 berhasil membuktikan bahwa integrasi AI bukan sekadar pelengkap, tapi bisa menjadi inti pengalaman.

AI yang Bekerja Senyap, Namun Cerdas

Pagi hari di Singapura, saya memotret keramaian stasiun MRT saat golden hour. Lalu lintas manusia padat, pencahayaan tidak stabil, dan saya hanya punya waktu sekilas untuk mengabadikannya. Saya angkat HONOR 400, bidik, dan… klik. Hasilnya mengejutkan.

AI Eraser 2.0 otomatis mendeteksi orang yang melintas di latar belakang dan menawarkan opsi untuk menghapusnya. Tidak perlu saya retouch di Photoshop. Semua dilakukan langsung, cepat, dan rapi.

AI Eraser 2.0 di Honor 400
AI Eraser 2.0 di Honor 400

Beberapa langkah kemudian, saya coba mengambil foto dari kaca gedung bertingkat. Refleksi yang biasanya merusak komposisi, dengan tenang diatasi oleh AI Remove Reflection. AI tidak hanya menjadi fitur tambahan, tapi benar-benar mendampingi proses kreatif saya secara aktif, seperti asisten pribadi yang tahu kapan harus membantu.

Bahkan ketika saya ingin memotret gedung-gedung ikonik namun terhalang oleh sudut pandang yang sempit, AI Outpainting hadir bak kanvas tak berbatas. Ia secara otomatis “memperluas” sisi-sisi foto, menambahkan detail yang konsisten dengan latar, sehingga frame tampak utuh tanpa harus mengorbankan bagian penting. Hasilnya? Foto bisa dipakai langsung sebagai wallpaper tanpa repot cropping atau editing manual.

Begitu juga saat memotret suasana jalanan di Johor Bahru. Saya aktifkan HD Moving Photo—fitur yang merekam tiga detik momen sebelum dan sesudah foto diambil. Hembusan angin, gerak lampu neon, atau sekilas senyum orang yang melintas, semuanya terekam menjadi potongan momen hidup yang memberi kedalaman pada kenangan. Foto tak lagi statis, tapi punya cerita yang terus bergerak.

MagicOS 9.0: Sistem Operasi yang Mengerti Ritme Traveler

Saat berpindah ke Johor Bahru, saya mulai menyadari bahwa bukan hanya kameranya yang cerdas, tapi sistem operasinya pun terasa ‘hidup’.

Fitur Magic Portal di MagicOS 9.0, misalnya, memungkinkan saya untuk langsung menyeret teks dari artikel dan mengirimkannya ke WhatsApp atau Google Maps hanya dengan lingkaran jari. Tidak perlu copy-paste. Tidak perlu buka banyak tab. Interaksi menjadi natural, intuitif, dan efisien.

AI subtitle, translate, dan notes di Honor 400
AI subtitle, translate, dan notes di Honor 400

Fitur lain yang saya rasakan manfaatnya secara nyata adalah AI Subtitles dan AI Live Translate. Saat sedang ngobrol dengan sopir taksi online asal Malaysia yang berbahasa campur-campur, saya aktifkan AI Translation dan secara real-time, suara mereka diterjemahkan menjadi teks dalam bahasa Indonesia. Bukan hanya membantu komunikasi, tapi memberi rasa percaya diri ketika berinteraksi lintas budaya.

Bagi saya yang sering mencatat wawancara di jalan, AI Notes di HONOR 400 adalah hadiah. Saya bisa merekam suara, lalu AI merangkum, merapikan, bahkan memberi highlight poin-poin penting secara otomatis. Sesuatu yang biasanya saya lakukan berjam-jam, kini selesai dalam hitungan menit.

Smartphone AI yang Tidak Ribet Dipakai

Satu hal yang kerap terlupakan dalam pembahasan teknologi adalah: kenyamanan pakai harian. Fitur boleh canggih, tapi jika sulit digunakan atau boros daya, tetap tidak layak dibawa jauh.

HONOR 400 berhasil menyeimbangkan semuanya. Dengan baterai 6.000mAh, saya bisa menjelajah seharian penuh tanpa panik kehabisan daya. Pengisian cepat 66W juga membantu saat waktu charging hanya tersedia selama sarapan.

Layar AMOLED-nya yang terang (hingga 5.000 nits) memungkinkan saya tetap membaca navigasi meski di tengah terik siang. UI MagicOS 9.0 juga terasa ringan dan tidak mengganggu fokus saat harus multitasking antara Maps, Kamera, dan WhatsApp secara bersamaan.

Ini bukan smartphone yang memaksa pengguna beradaptasi. Ini smartphone yang beradaptasi dengan pengguna.

Jadi, Apa yang Membuat HONOR 400 Berbeda?

Jawabannya bukan hanya soal spesifikasi. Tapi soal pendekatan.

HONOR 400 tidak mencoba menjadi “yang paling pintar”, tapi “yang paling memahami”. Dengan kecerdasan buatan yang kontekstual, desain fitur yang human-centric, dan sistem operasi yang menjembatani produktivitas dan ekspresi visual, HONOR 400 adalah smartphone AI yang diciptakan untuk mereka yang bergerak, mengeksplorasi, dan ingin bebas mencipta di mana saja.

Bagi traveler, digital nomad, atau siapa pun yang hidup dari mobilitas dan ide, HONOR 400 bukan hanya perangkat. Ia adalah mitra.

TINGGALKAN KOMENTAR
Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TERKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI