Menkomdigi: Ruang Siber Adalah Jantung Pertahanan Nasional Baru

REKOMENDASI

ARTIKEL TERKAIT

Telset.id – Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid menegaskan bahwa ruang siber kini menjadi medan pertahanan nasional yang krusial. Pernyataan ini disampaikan dalam Program Pendidikan Pemantapan Pimpinan Nasional di Lemhannas RI, Jakarta, Selasa (27/5).

Meutya menyatakan, ancaman terhadap kedaulatan bangsa tidak hanya datang dari darat, laut, atau udara, tetapi juga melalui ruang digital. “Ruang siber adalah jantung pertahanan baru bangsa. Menjaganya berarti menjaga masa depan Indonesia,” tegasnya.

Menurut Menkomdigi, ancaman di ruang digital mencakup tiga jenis informasi berbahaya: misinformasi (informasi salah tanpa niat jahat), disinformasi (informasi palsu dengan niat jahat), dan malinformasi (informasi benar yang digunakan untuk merugikan pihak lain). “Hoaks bukan sekadar gangguan informasi, tapi bisa merusak ideologi, memperkeruh politik, dan menghancurkan kohesi sosial,” ujarnya.

Selain hoaks, ancaman serius lain di ruang digital adalah serangan siber dan pencurian data. Meutya mengambil contoh kasus peretasan Bank Syariah Indonesia (BSI) oleh kelompok LockBit 3.0 yang menuntut tebusan 20 juta dolar AS dan mengganggu layanan bagi 15 juta nasabah. “Infrastruktur strategis negara, termasuk militer dan lembaga pemerintahan, juga bisa menjadi sasaran serangan siber,” tambahnya.

Pemerintah telah mengambil berbagai langkah untuk memperkuat keamanan siber, termasuk menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2025 tentang Tata Kelola Sistem Elektronik untuk Perlindungan Anak (PP TUNAS). Selain itu, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2024 tentang Perubahan Kedua Atas UU ITE dan Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2023 tentang Strategi Keamanan Siber Nasional juga telah diberlakukan.

Meutya mengajak seluruh elemen pemerintahan untuk menjadi penggerak edukasi digital guna meningkatkan kewaspadaan masyarakat. “Masyarakat perlu dipahamkan bahwa internet bisa jadi manfaat, bisa juga mudarat. Di sinilah pentingnya penyuluhan yang konsisten,” jelasnya.

Sebagai upaya meningkatkan kapasitas keamanan siber, berbagai inisiatif telah dilakukan, termasuk pelatihan keamanan siber untuk TNI AU oleh Huawei dan BSSN. Teknologi seperti generatif AI juga diklaim dapat meningkatkan keamanan siber Indonesia.

Menutup pernyataannya, Meutya menyerukan, “Mari kita jaga Indonesia, tidak hanya dari darat, laut, dan udara, tetapi juga dari ruang maya.” Masyarakat juga dapat menerapkan 7 tips menjaga keamanan data di ruang digital sebagai langkah preventif.

ARTIKEL TERKINI

HARGA DAN SPESIFIKASI