Telset.id – Startup antariksa Interlune bersama produsen peralatan industri Vermeer telah memperkenalkan prototipe skala penuh ekskavator bulan untuk menambang helium-3. Alat ini dirancang menggali 100 ton tanah bulan per jam, membuka babak baru penambangan luar angkasa.
Helium-3, isotop langka di Bumi, diperkirakan melimpah di bulan setelah terperangkap dalam regolit selama miliaran tahun. Zat ini bernilai tinggi untuk produksi semikonduktor, teknologi serat optik, superkonduktor, dan potensi energi fusi nuklir. “Standar keandalan di bulan harus ekstra tinggi,” ujar Rob Meyerson, CEO Interlune, dalam pernyataan resmi.
Lomba Industri Antariksa
Vermeer mengklaim prototipe mereka lebih maju dibandingkan kompetitor seperti Komatsu asal Jepang yang memamerkan ekskavator listrik di CES 2025. “Kami menargetkan misi bulan pada 2030,” tegas Gary Lai, CTO Interlune. Kendati tanpa oksigen, mesin elektrik berbasis tenaga surya dinilai solusi ideal untuk lingkungan ekstrem bulan.
Baca Juga:
Proyek ini mendapat dukungan NASA dan Departemen Energi AS, memperkuat posisi Amerika dalam persaingan penambangan bulan. Sementara itu, Komatsu masih berkutat pada sistem kontrol termal untuk menghadapi suhu -170°C hingga +110°C.
Implikasi Global
Penguasaan helium-3 berpotensi mengubah peta geopolitik dan ekonomi energi global. Interlune memperkirakan operasi komersial bisa dimulai akhir dekade ini, meski tantangan teknis seperti transportasi material ke Bumi masih harus diatasi. Industri antariksa mulai bergerak dari eksplorasi menuju era industrialisasi bulan yang sesungguhnya.