JAKARTA – Saat mengumumkan laporan keuangan di kuartal pertama 2015, Qualcomm menyatakan akan menurunkan target pendapatan mereka di paruh kedua tahun fiskal 2015. Alasannya, karena salah satu rekanan terbesar mereka telah memutuskan tidak akan menggunakan prosesor terbaru, Snapdragon 810.
“Salah satu rekanan terbesar kami tidak akan menggunakan prosesor terbaru Snapdragon 810 untuk perangkat flagship mendatang mereka,” tulis Qualcomm dalam pernyataannya, yang dikutip telsetNews dari PhoneArena, Kamis (29/1/2015).
Qualcomm tidak menjelaskan secara rinci tentang masalah ini, tapi kemungkinan besar manufaktur ponsel yang dimaksud adalah Samsung. Hal ini merujuk pada informasi sebelumnya yang menyebutkan bahwa Samsung tidak memakai Snapdragon 810 untuk flagship terbarunya, Galaxy S6. Pabrikan asal Korea itu lebih memilih menggunakan chipset Exynos buatannya sendiri.
Sebelumnya dikabarkan bahwa Samsung memutuskan untuk tidak akan memakai prosesor Snapdragon 810 untuk Galaxy S6 karena chipset buatan Qualcomm itu mengalami masalah overheat.
Namun informasi lain menyebutkan bahwa Samsung meninggalkan Snapdragon 810 bukan karena masalah overheat, tetapi karena Samsung tampaknya ingin handset baru mereka secara eksklusif didukung chipset Exynos.
Hari ini pengumuman dari Qualcomm mungkin dapat dilihat sebagai konfirmasi atas berbagai rumor yang beredar sebelumnya bahwa Snapdragon 810 dan Galaxy S6 tidak akan meluncur bersama-sama. Galaxy S6 dikabarkan akan menggunakan chipset Exynos 7420 yang mengusung arsitektur octa-core berbasis prosesor ARM A57 dan A53.
Snapdragon 810 sendiri saat ini telah digunakan oleh LG untuk smartphone G Flex 2 dan Xiaomi pada Mi Note Pro. Sejumlah pabrikan smartphone besar lainnya juga hampir pasti akan menggunakan Snapdragon 810 dalam waktu dekat.
Namun tidak dapat dipungkiri, kehilangan Samsung akan menjadi kerugian besar bagi Qualcomm. Karena meskipun 810 masih akan dipakai beberapa vendor lainnya, namun sudah bisa dipastikan mereka tidak akan memesan chipset sebanyak Samsung untuk Galaxy S6, yang diperkirakan akan terjual jutaan unit dalam waktu singkat.
Raksasa eletronik Korea Selatan itu masih menjadi vendor dengan tingkat penjualan tertinggi. Kehilangan ‘pelanggan kakap’ seperti Samsung tentu akan menurunkan pendapatan bagi manufaktur chipset terbesar di dunia itu.
Dalam laporan keuangan kuartal pertama 2015, Qualcomm menyebutkan berhasil maraup pendapatan sebesar USD 7,1 miliar, dengan laba bersih sebesar USD2,1 milyar. Dan terkait masalah penolakan Snapdaragon 810, Qualcomm memastikan akan merevisi target pendapatannya di paruh kedua 2015.
Kehilangan rekanan besar tentulah bukan masalah sepele bagi Qualcomm. Karena sebelumnya Snapdragon selalu menjadi pilihan bagi smartphone-smartphone high-end dalam beberapa tahun terakhir.
Sementara kabar baik bagi Samsung adalah karena banyak penggemar Samsung tampaknya tidak peduli tentang fakta bahwa Galaxy S6 tidak akan menggunakan prosesor Qualcomm. [HBS]