Jakarta – Isu kasus penyadapan kembali memanaskan hubungan Indonesia dan Australia setelah Negeri Kanguru itu dilaporkan telah menyadap percakapan telepon Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada tahun 2009 lalu.
Tak hanya telepon SBY yang disadap pihak intelejen Australia, karena penyadapan juga dilakukan terhadap Ibu Negara Ani Yudhoyono dan Wapres Budiono serta beberapa menteri Indonesia.
Seperti dilansir AFP, Senin (18/11), informasi aksi penyadapan yang dilakukan Australia tersebut berdasarkan dokumen rahasia yang dibocorkan oleh Edward Snowden, seorang IT yang pernah bekerja sebagai kontraktor pada Badan Keamanan Nasional AS (NSA).
Dokumen rahasia yang dibocorkan Snowden tersebut kemudian dipublikasikan oleh dua media besar Australia dan Inggris, yakni Australian Broadcasting Corporation (ABC) dan The Guardian.
Dalam dokumen tersebut menyebutkan bahwa Presiden SBY dan sembilan orang dekat SBY telah menjadi sasaran aksi penyadapan pihak intelijen Australia. Diterangkan dalam dokumen itu, bahwa badan intelijen elektronik Australia, atau disebut juga Direktorat Sandi Pertahanan telah menyadap aktivitas telepon seluler presiden SBY selama 15 hari pada Agustus 2009 lalu. Saat itu, Australia masih dipimpin oleh Perdana Menteri Kevin Rudd.
Beberapa nama penting yang ada dalam daftar target penyadapan Australia itu antara lain, Wakil Presiden Boediono, mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, juru bicara Kementerian Luar Negeri Dino Patti Djalal, Menko Polhukam Widodo AS, dan Menkominfo, Sofyan Djalil, dll.
ABC melaporkan bahwa dokumen rahasia tersebut menggunakan sandi ‘3G impact and update’ yang berisi grafik upaya intelijen Australia untuk mengimbangi teknologi 3G yang digunakan Indonesia dan sejumlah negara kawasan Asia Tenggara lainnya.
Pihak intelijen Australia disebutkan memiliki rekomendasi untuk memilih salah satu nama tersebut, dan akan menjadikannya target penyadapan, dimana dalam kasus ini adalah kepala negara Indonesia.[HBS]