Jakarta – Telah kami beritakan sebelumnya bahwa Apple telah mengobral harga iPhone C karena tidak laku di pasaran. Lalu pertanyaannya sekarang adalah, kenapa smartphone yang disebut-sebut sebagai versi murahnya iPhone itu kurang diminati?
Kegagalan iPhone 5C telah membuat Apple mengambil kebijakan yang selama ini jarang sekali mereka lakukan, yakni memangkas produksi dan mengobral harganya. Karena kita tahu, iPhone selama ini merupakan produk yang selalu diburu orang, meski harganya tergolong mahal.
Dari berita sebelumnya kita tahu, Apple akhirnya harus memangkas produksi iPhone 5C hingga 50%. Pemangkasan produksi dilakukan pabrik perakitannya Pegatron sebesar 20%, dan 30% lagi di Foxconn.
Selain memangkas produksinya, Apple diketahui juga telah memangkas harga iPhone 5C yang dianggap masih kemahalan. Apple coba menarik pembeli dengan cara memberikan promo dan diskon khusus.
Keputusan Apple tersebut akhirnya membuat munculnya banyak spekulasi yang menyebutkan bahwa Apple telah salah dalam menentukan harga jual iPhone 5C. Bisa jadi spekulasi itu benar, namun benarkah hanya soal harga sehingga membuat iPhone 5C kurang laku dipasaran?
Seperti yang dikutip telsetNews dari Bloomberg, Jumat (18/10), sejumlah analis berpendapat bahwa meski iPhone 5C dibanderol dengan harga yang relatif lebih murah dari iPhone 5S, namun kenyataannya konsumen justru memilih untuk membeli iPhone 5S.
Hal ini menunjukan bahwa masalah iPhone 5C tidak melulu hanya soal harga, melainkan juga disebabkan oleh faktor lain, yakni soal faktor desain. Yup, desain baru iPhone 5C justru terkesan “murahan”, sehingga menurunkan prestise para penggunanya yang selama ini lebih banyak dari kalangan atas (orang berduit).
Dengan menggunakan casing yang terbuat dari plastik dan menampilkan desain warna-warni, justru dinilai telah menghilangkan sisi mewah dari produk Apple tersebut. Sebab perlu diingat, iPhone selama ini memang terkesan sebagai produk ponsel yang mewah.
Kenyataan ini dapat dilihat pada nasib berbeda yang dialami iPhone 5S yang dirilis berbarengan dengan iPhone 5C. Dengan masih mempertahankan “kodratnya” sebagai ponsel premium, iPhone 5S justru laris manis dipasaran dan mencatat angka penjualan yang jauh dibanding iPhone 5C yang harganya lebih murah.
Kesuksesan iPhone 5S ini karena masih mengusung konsep mewah Apple, yakni dengan desain warna yang lebih elegan dan adanya fitur-fitur dengan teknologi terbaru. Seperti misalnya sudah didukung dengan teknologi sensor sidik jari.
Pasar sebenarnya cukup kecewa dengan harga iPhone 5C yang sebelumnya telah diberi embel-embel ‘iPhone murah’, namun nyatanya saat dirilis harganya masih jauh dari kata murah.
Apple sendiri berharap bisa memperluas pasarnya di negara-negara berkembang dengan menggunakan iPhone 5C. Itulah sebabnya Apple telah coba mempengaruhi pasar dengan label iPhone versi murah.
Namun Apple sepertinya lupa bahwa isi kantong orang-orang di negara berkembang seperti di China, India, dan juga Indonesia berbeda dengan orang-orang di negara maju seperti Amerika Serikat atau negara-negara di Eropa.
China memang menjadi sasaran utama penjualan iPhone 5C. Pasalnya selama ini Apple cukup kesulitan mengusai negara berpenduduk 2 miliar orang itu. Dan dengan iPhone 5C yang katanya murah, Apple berharap bisa merebut pasar di China.
Tapi dari sebuah survey yang dilakukan oleh para jurnalis lokal pada sejumlah toko reseller iPhone tak resmi di Guangzhou, China, iPhone 5S laku 8x lipat lebih banyak dari iPhone 5C. Ini membuktikan Apple telah melakukan kesalahan dalam memperhitungkan perilaku pasar dari para pelanggan smartphone di China.
Karena dengan membanderol iPhone 5C diharga Rp 7,5 juta – Rp 8 juta, sudah dapat dipastikan smartphone tersebut tidak akan laku, karena harganya masih dianggap kemahalan. Sebagai pembanding, dengan harga segitu orang sudah bisa membeli ponsel buatan kompetitor Apple yang menawarkan spesifikasi lebih tinggi.
Dan di sisi lain, dengan casing plastik dan desain yang berwarna-warni, membuat konsumen yang berkantong tebal kehilangan selera, karena kesan mewah yang ingin mereka beli telah hilang dari iPhone 5C.
Sementara pasar dari segmen premium lebih memilih untuk membeli iPhone 5S, karena kesan mewah yang mereka inginkan untuk menunjukan prestise sebagai orang berduit masih bisa mereka dapatkan dari iPhone 5S.[HBS]