Telset.id, Jakarta – Peneliti dari University of Missouri menciptakan alat medis yang bisa dioperasikan hanya pakai kertas dan pensil. Satu fungsinya adalah untuk memantau tingkat kualitas tidur seseorang.
Hari-hari ini, di era serba digital, menggunakan pena atau pensil dan menulis di atas kertas hampir jarang dilakukan. Meski demikian, jangan dulu Anda melupakan pensil dan kertas meski di zaman modern.
{Baca juga: Tak Hanya Game, VR Juga Bisa Jadi Alat Medis}
Menurut Ubergizmo, seperti dikutip Telset.id, Selasa (14/7/2020), peneliti dari University of Missouri menemukan bahwa pensil yang intinya terbuat dari lebih dari 90 persen grafit mampu menghasilkan energi.
Apalagi, jika pensil itu dipakai untuk menulis di atas kertas. Grafit dapat digunakan sebagai elektroda penginderaan. Kemampuan fleksibel kertas yang melekat membuat grafit bisa ditempatkan di bagian tubuh.
Selain kelebihan tersebut, pensil dan kertas juga berharga murah serta punya manfaat lingkungan karena lebih cepat terurai. Pensil dan kertas bisa pula menjadi sensor untuk menghadirkan solusi personal.
Menurut Zheng Yan, asisten profesor di College of Engineering, apabila seseorang memiliki masalah dengan pola tidur, bisa menggambar perangkat biomedis yang dapat membantu memantau tingkat istirahat.
{Baca juga: Samsung Terapkan Teknologi AI untuk Perangkat Medis}
Atau di dalam kelas, seorang guru dapat melibatkan siswa dengan memasukkan perangkat yang dapat dipakai menggunakan pensil dan kertas ke dalam rencana pelajaran. Selain mudah, cara itu juga murah.
Sebelumnya, seorang dokter di Uganda, Afrika Timur juga menggunakan ponsel cerdasnya untuk alat medis atau lebih tepatnya alat pemindai ultrasonografi.
Diketahui jika ultrasonografi adalah teknik diagnostik pencitraan menggunakan suara ultra yang digunakan untuk mencitrakan organ internal dan otot, struktur, dan luka patologi. Singkatnya, teknik ini berguna untuk memeriksa organ dalam tubuh.
Dokter tersebut menggunakan perangkat yang dikenal sebagai Butterfly iQ. Perangkat tersebut merupakan pemindai ultrasonik yang telah menyusut cukup kecil sehingga bisa dibawa kemana-mana.
Nantinya perangkat tersebut bisa terhubung dengan smartphone untuk melakukan pemeriksaan medis, khususnya untuk memeriksa organ dalam.
Teknologi ini memungkinkan para dokter untuk melakukan tes pada pasien yang tinggal di desa-desa di seluruh Afrika, yang mungkin tidak dapat mengakses kesehatan dengan baik.
{Baca juga: Dokter di Afrika Jadikan Smartphone untuk Alat Medis}
Lewat teknologi ini maka gambar-gambar yang diambil dalam ultrasound bisa dikirim kembali ke dokter spesialis di Toronto, Kanada, yang kemudian akan membantu untuk melakukan diagnosa.
Menurut Jonathan Rothberg, pendiri Butterfly yang merupakan perusahaan pembuat perangkat mengatakan jika, teknologi ini dapat memudahkan masyarakat untuk mendeteksi kesehatan mereka. [SN/HBS]