Peneliti Australia Rasakan Internet Tercepat di Dunia, Berapa?

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id, Jakarta – Peneliti dari universitas Monash, Swinburne, dan RMIT di Australia berhasil merasakan internet tercepat di dunia, yakni mencapai 44,2Tbps atau terabit per detik.

Asal tahu saja, kecepatan internet di seluruh dunia memang bervariasi dari satu negara ke negara dan penyedia ke penyedia. Namun, di Australia, kecepatan internet berhasil mencatatkan rekor dunia.

Rekor tersebut, dikutip Telset.id dari Ubergizmo, Senin (25/5/2020), menjadikannya jutaan kali lebih cepat daripada yang tersedia secara komersial di Australia saat ini dengan unduhan rata-rata 43,4Mbps.

{Baca juga: Takut Kena Semprit, Comcast Lepas Rem Kecepatan Internet}

Usut punya usut, kecepatan itu bisa dicapai menggunakan chip optik “sisir mikro” atau micro comb, yang berisi ratusan laser inframerah untuk transfer data. Rekor juga tercapai berkat infrastruktur komunikasi.

Yang menarik, pada masa mendatang, infrastruktur yang sudah ada di Australia kemungkinan besar dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kecepatan internet tanpa harus merombak keseluruhan sistem.

Dr Bill Corcoran dari Monash University mengatakan, sekarang ada sedikit perlombaan global untuk membawa teknologi itu ke tahap komersial. Sebab, sisir mikro berguna dalam jangkauan yang sangat luas.

Teknologi yang mereka gunakan untuk mencapai kecepatan tersebut bisa tersedia secara komersial. “Saya kira perangkat seperti milik kita akan tersedia untuk laboratorium penelitian dalam tiga tahun,” ujarnya.

{Baca juga: Virus Corona Ikut Pengaruhi Kecepatan Internet di Dunia}

Sementara peneliti dari universitas Monash, Swinburne, dan RMIT di Australia berhasil merasakan kecepatan internet tercepat di dunia, apa yang terjadi di kehidupan nyata sebaliknya.

Percaya tidak percaya, pandemi virus corona diketahui telah sangat mempengaruhi kecepatan internet di dunia. Ini bermula ketika orang-orang dipaksa untuk lebih banyak menghabiskan waktu di rumah, baik itu untuk belajar ataupun bekerja.

Menurut laporan New York Post, Speedtest.net mengawasi dengan cermat bagaimana lonjakan kegiatan online akan berdampak pada kecepatan internet di tiap negara.

Di Amerika Serikat, misalnya, Speedtest melihat kinerja broadband di sejumlah wilayah awalnya normal. Dinamika berubah ketika Speedtest melakukan tes lain hanya tiga hari sejak 13 Maret 2020.

Kecepatan unduhan rata-rata broadband menurun di beberapa wilayah. Di Indonesia, hal serupa bukannya tidak diantisipasi oleh para penyelenggara telekomunikasi.

Sejumlah operator bahkan berencana untuk menambah kapasitas di masing-masing BTS dan akan mengerahkan Mobile BTS untuk melayani daerah-daerah yang sudah over capacity. [SN/IF]

SourceUbergizmo

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI