Twitter akan “Sensor” Cuitan yang Kurang Pantas

Telset.id, Jakarta  – Twitter akan sensor cuitan yang kurang pantas. Minggu ini, Twitter mulai menguji fitur yang meminta pengguna untuk memperbaiki cuitan bernada menyinggung sebelum dikirim.

Menurut laporan New York Post, seperti dikutip Telset.id, Kamis (7/5/2020), pengguna yang menulis cuitan menggunakan “bahasa ofensif atau menyakitkan” diminta untuk mempertimbangkan kembali sebelum menekan tombol “kirim”.

{Baca juga: Twitter Larang Iklan Politik Mulai 22 November 2019}

Fitur eksperimental tersebut akan memberi tahu pengguna yang mencoba mengirim cuitan berpotensi vulgar. Perusahaan mengemukakan bahwa pengujian sensor cuitan ini sedang dilakukan dan akan berlaku sampai beberapa minggu ke depan.

Satu hal yang perlu diketahui, cuitan yang harus dipertimbangkan ulang hanya berlaku untuk yang berbahasa Inggris. Sayang, belum ada penjelasan apakah fitur itu berlaku untuk pengguna di seluruh dunia atau negara tertentu saja.

Twitter telah lama berada di bawah tekanan untuk membersihkan konten yang penuh kebencian dan kasar di platform. Sebab, tak sedikit pengguna di berbagai negara merasa resah dan menandai cuitan yang melanggar aturan.

“Kami berusaha mendorong orang untuk memikirkan kembali perilaku dan bahasa sebelum memposting tulisan. Sebab, mereka sering berada dalam suasana emosi,” kata Sunita Saligram, kepala global kebijakan Twitter.

Kebijakan Twitter tidak memungkinkan pengguna untuk menargetkan individu dengan cercaan, ras rasis atau seksis, atau konten yang merendahkan. Perusahaan mengambil tindakan terhadap hampir 396 ribu akun yang melanggar.

Sebelumnya, Twitter menyatakan akan memberi akses data kepada para peneliti dan pengembang perangkat lunak. Baik peneliti maupun pengembang ini nantinya bisa memanfaatkan puluhan juta cuitan soal Covid-19 yang disampaikan oleh pengguna.

Harapannya, jutaan cuitan soal Covid-19 di Twitter bisa mereka gunakan untuk mempelajari penyebaran penyakit atau melacak informasi salah mengenai virus corona.

Twitter mengatakan bahwa akses terhadap cuitan soal Covid-19 di platform-nya juga dapat digunakan oleh mereka yang bekerja di bidang manajemen krisis, tanggap darurat, atau komunikasi dalam komunitas, meski sebelumnya harus lewat persetujuan.

{Baca juga: Twitter Buka Akses untuk Peneliti Pelajari Cuitan Covid-19}

Platform media sosial telah memperkenalkan kebijakan baru untuk mengekang informasi salah soal Covid-19. Mereka memperingatkan bahwa mungkin ada kesalahan ketergantungan terhadap sistem moderasi otomatis.

Para peneliti yang mempelajari platform berpendapat bahwa perusahaan harus mengumpulkan data tentang periode itu. Komisaris Eropa Vera Jourova menyebut, langkah Twitter sebagai upaya bagus ke arah yang benar. [SN/HBS]

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TERKAIT

REKOMENDASI
ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI