Matahari Ternyata Tak Seaktif Bintang, Baguskah Buat Bumi?

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id, Jakarta  Matahari tampaknya jauh lebih tidak aktif daripada bintang dalam hal variasi kecerahan yang disebabkan oleh bintik dan fenomena lainnya. Hal itu diklaim bukan hal buruk bagi manusia di Bumi.

Para peneliti melakukan pemeriksaan terhadap 369 bintang yang mirip dengan matahari dalam suhu permukaan, ukuran, dan periode rotasi. Matahari butuh 24-1 atau dua hari untuk berputar sekali pada porosnya.

{Baca juga: Ilmuwan Temukan “Planet Bayi” Paling Dekat dengan Bumi}

Menurut laporan New York Post, dikutip Telset.id, Minggu (3/5/2020), para peneliti menyebut bahwa hal itu menunjukkan bahwa mereka rata-rata lima kali lebih banyak variabilitas kecerahan dari matahari.

“Keragaman ini disebabkan oleh bintik-bintik gelap di permukaan bintang yang berputar masuk dan keluar dari pandangan,” kata astronom Timo Reinhold dari Institut Max Planck untuk Penelitian Sistem Tata Surya.

Matahari, yang merupakan bola panas hidrogen dan helium,  adalah bintang berukuran rata-rata yang terbentuk 4,5 miliar tahun lalu. Diameternya 864 ribu mil. Temperatur permukaannya 10.000 derajat Fahrenheit.

“Suhu dan periode rotasi dianggap sebagai bahan utama untuk dinamo di dalam bintang, yang menghasilkan medan magnet. Jumlah dan ukuran bintik-bintik mengakibatkan kecerahan bervariasi,” katanya.

Aktivitas magnetik yang meningkat terkait bintik matahari dapat mengakibatkan semburan, pengeluaran massa koronal, pengusiran besar plasma dan medan magnet dari bagian terluar atmosfer matahari.

Sebelumnya, foto matahari dengan resolusi tinggi baru saja dirilis NASA. Dalam foto matahari tersebut, tampak bintik-bintik di permukaan yang dipenuhi dengan untaian plasma panas.

{Baca juga: Foto Matahari Beresolusi Tinggi Dirilis NASA, Hasilnya Bikin Takjub}

Foto matahari yang diabadikan via teleskop NASA ini juga menunjukkan bahwa atmosfer dari pusat tata surya tersebut jauh lebih kompleks daripada yang diperkirakan.

Para peneliti dari University of Central Lancashire dan Marshall Space Flight Center kemudian mempelajari bidikan menggunakan teleskop resolusi tinggi NASA itu.

Dari foto matahari dengan resolusi tinggi, para ilmuwan menyadari bahwa atmosfer matahari yang sebelumnya dianggap gelap atau kosong sebenarnya dipenuhi dengan ratusan mil untaian gas listrik panas. [SN/HBS]

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini


ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI