Telset.id, Jakarta – Virus corona membuat rilis Emoji baru tertunda hingga 2022 mendatang. Menurut konsorsium Unicode, Covid-19 benar-benar menjadi masalah serius dalam pembuatan emoji anyar.
Presiden Unicode, Mark Davis, mengatakan, dalam keadaan saat ini, perusahaan telah mendengar bahwa para kontributor memiliki banyak masalah dan memutuskan untuk mengundur peluncuran emoji baru.
{Baca juga: Komunitas Lesbian dan Gay Senang Ada Emoji Pro LGBT}
“Tahun ini, kami tidak bisa berkomitmen kepada jadwal yang sama seperti sebelumnya. Emoji baru tidak akan rilis pada 2021, tapi 2022,” ujarnya, seperti dikutip Telset.id dari New York Post, Kamis (16/4/2020).
Namun, Unicode Standard Version 13.0 yang telah diumumkan tetap bakal rilis pada tahun ini. Unicode Standard Version 13.0 membawa beberapa ikon menarik, termasuk ninja, bendera, dan teh gelembung.
Pembaruan itu juga akan menambahkan lebih banyak desain yang inklusif gender. Unicode Standard Version 13.0 telah diselesaikan pada Januari 2020 sehingga tidak terpengaruh oleh pandemi virus corona global.
Situs Emojipedia, yang merupakan bagian dari konsorsium Unicode, mengatakan bahwa 117 emoji baru merupakan bagian dari Emoji 13.0 dan akan datang ke sebagian besar platform pada paruh kedua 2020.
Sejumlah perusahaan, termasuk Apple, Google dan Microsoft, akan menerapkan versi desain dengan gaya sistem operasi masing-masing. Bagaimana dengan proposal Emoji 14.0? Kabarnya digeser ke September 2020.
{Baca juga: Emoji Jantung dan Paru-paru di Android Kini Sesuai Anatomi Tubuh}
Sebelumnya, emoji jantung dan paru-paru yang baru akan hadir di Android dan iOS pada tahun ini. Emoji jantung dan paru-paru tersebut dirancang dalam bentuk benar secara anatomis, lho. Bagaimana bisa?
Rupanya, kehadiran dua emoji itu tak lepas dari jasa seorang dokter Massachusetts bernama Dr Shuhan He. Ia bisa bernapas lega setelah mengetahui bahwa Konsorsium Unicode, kelompok yang bertanggung jawab untuk menyetujui emoji baru setiap tahun, menyetujui rendering medis mini untuk rilis 2020.
Jantung dan paru-paru benar-benar bisa diaplikasikan secara luas, tidak hanya di bidang kedokteran. “Emoji hanyalah cara untuk berkomunikasi,” ucapnya. [SN/HBS]