Raksasa Teknologi Berlomba Atasi Corona, Masih Bisa Dipercaya?

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id, Jakarta  – Miliarder-miliarder dunia menyumbang miliaran dolar Amerika Serikat untuk mendukung upaya penanganan kasus Covid-19. Tak cukup, raksasa teknologi ini berlomba menemukan vaksin untuk melawan virus corona. Tapi apakah mereka masih bisa dipercaya?

Pada 2 April 2020, pendiri Microsoft, Bill Gates, mengumumkan temuan tujuh vaksin virus corona. Ia menggelontorkan dana untuk proyek tersebut. “Meskipun akhirnya kami hanya akan mengambil paling banyak dua,” ujarnya.

{Baca juga: Begini Cara Facebook Bikin Peta Sebaran Corona}

Setelahnya, giliran CEO Twitter, Jack Dorsey, yang berjanji untuk menyumbangkan uang USD 1 miliar atau Rp 16,2 triliun, sekitar 28 persen dari kekayaan pribadinya, untuk menyokong upaya penanganan kasus Covid-19.

Gates dan Dorsey hanyalah dua dari sekian banyak contoh. Banyak perusahaan raksasa teknologi membantu secara sukarela dalam upaya memerangi pandemi virus corona. Di belakang mereka, ada Facebook dengan donasi USD 100 juta.

Facebook mengucurkan dana Rp 1,6 triliun untuk membantu bisnis kecil yang terkena dampak Covid-19. Sedikit berbeda, Apple memilih berkontribusi dengan menyediakan 10 juta masker N95 untuk pekerja kesehatan di AS.

Tak mau kalah, Tesla memproduksi ventilator atau alat pernapasan yang terbuat dari suku cadang mobil Model 3. Belum lama ini, insinyur Tesla memamerkan prototipe ventilator yang bakal didistribusikan ke rumah sakit.

Tapi, apakah upaya mereka mujarab? Dengan semua kekuatan uang Gates dkk, virus corona tetap melanjutkan serangan. Dikutip Telset.id dari New York Post, Selasa (14/4/2020), Covid-19 telah membunuh ratusan ribu orang.

Maret 2020, perusahaan induk Google, Alphabet, meluncurkan situs terkait virus corona. Meski awalnya hanya tersedia di San Francisco Bay Area, situs itu lalu diperluas ke beberapa negara bagian dan tak mustahil secara global.

Shelley Taylor, pendiri dan CEO trellyz, perusahaan yang menciptakan RefAid, aplikasi yang menghubungkan para pengungsi dan pekerja bantuan dengan layanan terdekat, coba berpendapat mengenai kontribusi Gates cs.

Taylor menyebut, sangat menyedihkan melihat fakta bahwa gank Silicon Valley belum melakukan upaya nyata dalam hal penggunaan teknologi untuk melacak dan menyaring virus corona. Ia secara khusus menyoroti usaha Google.

“Google memiliki lebih banyak data lokasi daripada platform lain. Tidak akan sulit sama sekali bagi mereka untuk melakukan hal ini. Kami memiliki alat. Dan, kami bisa melakukan pekerjaan sebaik Korea Selatan,” papar Taylor.

Di Korea Selatan, kasus virus corona telah menurun tajam. Situs seperti Corona 100m dan Corona Map memperingatkan pengguna lewat pemberitahuan jika berada dalam jarak beberapa ratus kaki dari orang yang terinfeksi virus.

{Baca juga: Sah! Google Hadirkan Situs Resmi Virus Corona}

Kenapa AS belum memiliki sesuatu yang serupa? Akhir pekan lalu, Google dan Apple mengaku sedang mengembangkan jaringan pelacakan kontak sukarela menggunakan transmisi Bluetooth di perangkat lunak iOS dan Android.

Gunanya untuk membantu memperingatkan pengguna ketika sedang berada di dekat (atau telah dekat) dengan orang terinfeksi. Google dan Apple berjanji bakal menyediakannya dalam waktu beberapa bulan mendatang.

Lanjut halaman berikutnya

47 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini


ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI